Bab 255

"Sayang, buka pintunya dong. Jangan ngambek dong. Malu kalau Ayah tau," kata Adam dari depan pintu kamar.

Kinanti tidak perduli sama sekali, hanya diam dan memilih berdiri di depan jendela kamar yang terbuka.

Malam ini terasa begitu indah, suasana desa yang sunyi benar-benar menciptakan sebuah ketenangan.

"Sayang," panggil Adam lagi dari depan pintu kamar dengan gorden yang terurai.

"Ayah ngapain? Ngeronda?" Seloroh Fikri.

Adam menatap Fikri penuh permusuhan, sejak tadi anak sulungnya itu terus saja menjengkelkan.

"Mas Adam, sedang menunggu jemputan Mbak Kinan," celetuk Kenan, sambil berjalan memasuki kamar.

Begitu juga Fikri yang ikut masuk ke dalam kamar dengan ukuran 2×2 tersebut.

Adam sampai melongo saat melihat kedua anaknya yang masuk begitu saja, awalnya Adam berpikir jika pintunya di kunci.

Seketika itu juga Adam ikut masuk, ternyata kamar tersebut tidak memiliki pintu. Hanya gorden yang menjadi penutup daruratnya.

Sial! Adam benar-benar merutuki kebodohannya sendiri.

Percuma
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo