Adam kembali ke rumah langsung memasuki kamarnya, pagi harinya dirinya terbangun dan tak ijinkan untuk bekerja seperti biasanya.Aneh bukan? Peraturan Sarah sendiri dengan alasan tradisi yang di lakukan oleh keluarga turun temurun.Awalnya Adam mengira terlalu berlebihan, mengingat bukan pernikahan pertama untuk Adam.Bahkan dirinya sudah pernah menikah juga dengan Kinanti, jadi mengapa harus ada pingitan juga seperti menikah dengan Renata dulu."Ma, Adam itu sudah tua. Nikah pun sudah....."Adam mendesus kesal saat Sarah tak mau kalah memberikan alasan lainnya.Ingin diam saja merasa sulit. Namun, menentang juga tak menghasilkan apa-apa, di mata Sarah dirinya hanya anak kecil sekalipun sudah memiliki anak."Mama, mau acara nikahannya pakai pesta pernikahan meriah! Kamu nggak mikir perasaan calon istri kamu? Kamu nggak pengen bikin dia bahagia? Dia juga pasti ingin seperti wanita lainnya, paham?"Semakin banyak Adam memberikan alasan maka hanya akan membuatnya semakin tersudutkan. Sej
Bibir Adam tetap tersenyum sekalipun tubuhnya terasa remuk, bahkan ada tanah juga melekat di bagian punggung.Bayangkan saja barusan dirinya jatuh dari jendela dengan tertancap kepala ke bawah dan kaki di atas, sekalipun begitu tak apa.Kata sayang dari bibir Kinanti adalah obat mujarab bagi rasa sakitnya.Sampai di teras rumah megahnya pun masih tersenyum-senyum, melangkah masuk juga dengan bibir tertarik ke masing-masing sudutnya.Sarah menuruni anak tangga melihat Adam berjalan seperti orang tidak waras membuatnya bertanya-tanya, seketika kakinya berjalan cepat ke arah Adam.Ingin menyadarkan anaknya mungkin barusan kerasukan setan."Adam!!" Adam beralih menatap Sarah dengan senyuman."Kamu kenapa?"Malah Sarah yang merasa horor melihat wajah Adam saat ini.Seketika Adam menarik Sarah, dengan gerakan memutar seakan tengah berdansa."Adam kamu kenapa?" Tanya Sarah semakin panik."Adam sayang sama Mama!" Adam memeluk Sarah dengan erat dan mencium pipi Sarah dengan penuh kasih sayang
Hari yang di tunggu-tunggu pun akhirnya tiba, hari ini Adam dan Kinanti akan melangsungkan pernikahan untuk yang kedua kalinya.Pernikahan kali ini sangat berbeda dari pernikahan sebelumnya.Bagaimana tidak.Jika dulu hanya sebatas tetangga yang menjadi saksi kini tidak.Kini semua anggota keluarga hadir di acara pernikahan tersebut, kecuali Fatimah yang tak tahu entah di mana keberadaannya sampai saat ini.Sekalipun demikian tetaplah pernikahan harus dilangsungkan demi kebahagiaan bersama, apa lagi Adam yang sudah semakin dekat dengan Kinanti membuat Agatha geram.Agatha tak suka keduanya dekat tanpa ikatan pernikahan, bisa saja khilaf nantinya dan malah merugikan diri sendiri.Lagi pula Fikri anak dari Adam itu setelah ini akan merasakan keutuhan kasih sayang kedua orang tuanya.Kebaya putih pun kini melekat indah di tubuh Kinanti, di tambah lagi dengan mahkota yang terpasang di kepala, sempurna sudah kecantikan ibu satu orang anak tersebut.Para tamu undangan sudah tak sabar menung
Kinanti meneguk saliva, bukan pertama kali tapi, menurutnya tak perlu juga di katakan dengan jelas."Ya ampun sayang, kok kamu tambah menggemaskan," bisik Adam lagi di saat banyaknya tamu yang tengah menatap kearah mereka berdua."Mas, Kinan nangis ya.""Jangan belom juga di apa-apain," seloroh Adam.Kinanti seketika mencubit lengan bagian atas Adam, hingga mengaduh kesakitan. Sekalipun Adam hanya ber-acting agar membuat Kinanti bahagia merasa dirinya kesakitan.Sejujurnya cubitan Kinanti bukan masalah, rasa sakit pun bisa jadi rasa cinta."Sayang ke kamar sekarang yuk.""Ngapain?"Entah polos atau tolol Kinanti malah dengan bodohnya bertanya."Kita tangkap nyamuk atau apa gitu," Adam tahu Kinanti belum menyadari pembahasan mereka, dalam hati terkekeh geli bila nanti tahu dirinya sedang membahas ranjang yang panas."Emang di kamar banyak nyamuk Mas?" Tanya Kinanti lagi sambil berpikir keras.Seketika Kinanti menatap atap gedung yang megah, rasanya tak mungkin jika gedung tersebut bany
Acara masih berlanjut, kini Kinanti sudah mengganti pakaiannya dengan gaun pesta pernikahan yang indah.Sarah benar-benar menggelar pesta pernikahan cukup meriah di salah satu hotel miliknya, agar semua orang tahu bahwa Adam dan Kinanti adalah sepasang suami istri dan nantinya tidak menimbulkan tanda tanya, apa lagi fitnah karena terus bersama.Suasana semakin bertambah ramai, tamu undangan mulai memadati lokasi pesta pernikahan. Dari kerabat, sampai rekan bisnis dan juga teman-teman Adam, Devan maupun Agatha..Tiba-tiba saja mata Kinanti menatap seorang tamu spesial yang di tunggu-tunggu, Bayu akhirnya datang juga.Padahal Kinanti sudah menunggu sejak pagi tadi acara ijab kabul, tapi tak mengapa asalkan datang juga. Mengerti mungkin ada kesibukan lain, meskipun ada rasa sedikit kecewa."Selamat, akhirnya aku masih sendiri," Bayu mengulurkan tangannya pada Kinanti."Kamu jahat banget, baru datang!" Kinanti menatap Bayu penuh kemarahan."Maaf, pagi tadi Mama datang dari kampung dan a
Acara resepsi pernikahan pun selesai, Adam dan Kinanti masuk ke dalam kamar.Kamar pengantin di hiasi dengan bunga-bunga hingga terkesan romantis, lilin yang tersusun rapi semakin menambah keindahan.Kinanti masih berdiri di depan pintu, menatap dekorasi kamar pengantin yang begitu indah."Mas? Kita udah tua," Kinanti tersenyum kikuk menatap Adam."Memangnya kalau sudah tua tidak bisa?" Adam menaik turunkan alis matanya."Ish.....Apa, sih. Genit banget deh!"Adam menarik Kinanti untuk masuk sepenuhnya, seketika melempar dengan kasar ke atas ranjang.Kinanti terkejut saat tubuhnya melayang dan terlentang di atas ranjang, tak lama kemudian Adam ikut naik ke atas tubuhnya.Tatapan mata Adam mengarah pada manik mata Kinanti, seketika turun menatap bibir merah merekah yang sudah menjadi candunya semalam ini.Menyadari tatapan mata Adam membuat Kinanti merasa malu, jika dulu Adam membutuhkan tubuhnya. Kini terlihat berbeda, terbukti saat melihat tatapan Adam penuh cinta.Adam menatapnya beg
Belum juga Adam mengembalikan Fikri ke kamar Sarah. Tapi sudah terdengar suara pintu yang di ketuk.Sarah kembali datang untuk melihat Fikri, jika cucunya tersebut sudah tidur maka, dirinya akan membawa kembali ke kamarnya untuk malam ini tidur bersamanya.Kamarnya pun tak jauh dari kamar yang di tempati Adam dan Kinanti. Bahkan hanya bersebelahan saja. Sebab, dari awal tujuannya ikut menginap di hotel untuk menjaga Fikri.Sarah ingin memberikan waktu pada Kinanti dan Adam, merasakan indahnya malam pengantin yang tentunya menjadi dambaan setiap pasangan pengantin baru."Biar Fikri tidur sama Mama malam ini," Sarah segera mengambil Fikri dari gendongan Kinanti, meskipun tahu Kinanti cukup berat melepaskan Fikri."Tapi Ma," Kinanti merasa malu, bagaimana bisa mertuanya menjaga anaknya. Sedangkan dirinya sibuk menikmati malam pengantin berdua saja dengan Adam.Rasanya sangat tak sopan.Apa lagi bisa menebak tujuan Sarah adalah untuk memberikan waktu di malam ini bersama Adam."Sayang, ng
"Ahhhhhh......." Entah sampai kapan Adam hanya menggesekkan miliknya, saat ini Kinanti sendiri pun bingung.Antara meminta langsung atau hanya menunggu Adam memasukinya, rasanya meminta langsung sungguh membuatnya menjadi malu.Tapi, menunggu pun entah sampai kapan. Sedangkan tubuhnya sudah sangat menginginkan.Sampai saat ini pun tampaknya Adam masih ingin bermain-main dengan tubuh di sana, menatap wajah Kinanti yang memohon.Adam tahu itu dan sangat suka melihat istrinya memohon."Mas, aku-"Hingga sesaat kemudian perlahan Adam mendorong miliknya."Ah......" Desah Kinanti merasa ada yang mulai memasukinya.Sialnya Adam masuk hanya sampai di ujungnya, belum setengahnya pun, apa lagi semuanya.Ya ampun! Bolehkah Kinanti menjerit, memohon saat ini. Tidak, dirinya masih berusaha memiliki harga diri untuk tak memohon.Adam kembali melepaskan hingga ingin sekali mencekik Adam, tapi sesaat kemudian memasukkannya kembali.Dan melepaskan lagi."Mas!"Kinanti merasa benda tersebut kembali me