Bab 138

Kinanti meneguk saliva, bukan pertama kali tapi, menurutnya tak perlu juga di katakan dengan jelas.

"Ya ampun sayang, kok kamu tambah menggemaskan," bisik Adam lagi di saat banyaknya tamu yang tengah menatap kearah mereka berdua.

"Mas, Kinan nangis ya."

"Jangan belom juga di apa-apain," seloroh Adam.

Kinanti seketika mencubit lengan bagian atas Adam, hingga mengaduh kesakitan. Sekalipun Adam hanya ber-acting agar membuat Kinanti bahagia merasa dirinya kesakitan.

Sejujurnya cubitan Kinanti bukan masalah, rasa sakit pun bisa jadi rasa cinta.

"Sayang ke kamar sekarang yuk."

"Ngapain?"

Entah polos atau tolol Kinanti malah dengan bodohnya bertanya.

"Kita tangkap nyamuk atau apa gitu," Adam tahu Kinanti belum menyadari pembahasan mereka, dalam hati terkekeh geli bila nanti tahu dirinya sedang membahas ranjang yang panas.

"Emang di kamar banyak nyamuk Mas?" Tanya Kinanti lagi sambil berpikir keras.

Seketika Kinanti menatap atap gedung yang megah, rasanya tak mungkin jika gedung tersebut bany
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo