Bab 37. Tertangkap Basah

Laki-laki dengan rambut terkucir tadi. Dia menatapku intens. Aku mencoba mengumpulkan kesadaranku yang mulai ada karena harumnya kopi ini.

"Minumlah. Kamu dulu kalau mengantuk pasti bikin kopi hitam kental tanpa gula. Aku juga pernah kau buatkan," jelasnya sambil menyesap kopi. Cara dia minum membuatku tidak bisa menolak untuk menikmati kopi ini.

"Maaf, bapak ini siapa ya? Saya benar-benar lupa," tanyaku heran. Dari awal bertemu, dia bersikap seolah-olah sangat mengenalku.

"Rani! Ini aku, Tiok! Kita pernah kerja bareng di Jogja. Di KSP! Ingat?" jelasnya menyakinkanku

"Mas Tiok?! Prasetyo?!" kataku memastikan dengan ragu. Seingatku dulu yang namanya Mas Tiok, orangnya tambun dan agak culun. Yang sekarang di hadapanku, pria tinggi kurus dan berambut panjang, ditambah wajah lumayan tampan

"Mas Tiok yang saya kenal itu ...," ucapku menggantung sambil menggembungkan pipiku.

"Rani, itu kan aku dulu. Sekarang lebih keren, ya?" jelasnya sambil melempar senyum yang manis. "Rani, kamu ingat i
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo