Bab 360B. Terikat Masa Lalu

Aku memilih singgah di restoran langganan. Dia mempunyai ruang privat yang memberikan fasilitas pelanggannya untuk berbicara secara leluasa. Untungnya, masih ada ruang yang belum terpakai.

Dengan kepala penuh tanda tanya, kami berdua duduk berhadapan setelah memesan paket menu makanan. Aku menatap anak gadisku yang wajahnya menyiratkan kekesalan sekaligus sedih. Entah, apa yang akan dibicarakan. Ada rasa ketakutan dan kawatir di hati ini. Pikiran jelek berseliweran dengan berbagai prasangka.

“Amelia akan bicara apa?”

Dia menggeleng. “Nanti, Pi. Setelah makanannya keluar. Aku tidak mau nanti pelayan mendengar percakapan kita.”

Apa yang dia akan katakan, sampai-sampai tidak boleh di dengar orang lain. Aku menghela napas, mencoba sabar. Daripada nanti justru dia berdiam seribu bahasa? Apalagi tadi sempat berkata tidak mau diketahui Maharani.

Satu persatu makanan sudah siap di meja. Pelayan sudah memberitahukan kalau semua sudah dihidangkan. Aroma menyeruak menggugah selera. Akan tetapi,
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo