Bab 302.  Keraguan

Baru kali ini, ketukan pintu membuatku jengkel setengah mati. Seperti kita sedang asyik menuju puncak, tetapi dipaksa untuk turun. Kesal, kan?

“Sabar…,” ucapnya seraya menepuk dada ini.

Maharani mengusap bibirku. Setelahnya, menunjukkan jari yang ternoda dengan lisptik. Matanya mengerling seakan menunjukkan keberhasilan menjahiliku. Bibir yang warna lipstiknya sudah pudar karena ulahku, tersenyum sebelum dia membalikkan badan.

“Mau kemana?”

“Buka pintu, lah. Kan Mas Suma kunci.”

Sekarang berganti aku tertawa kecil menunjukkan ejekan padanya. Dengan mata memicing aku berkata, “Apa yang di pikiran Desi kalau melihatmu seperti itu?”

Dia mengernyit tidak mengerti. Kemudian matanya mengikuti telunjukku.

“Mas Suma!” teriaknya kesal sambil mengancingkan baju bagian atas.

Gila!

Bekerja bersama istri memang menyenangkan. Namun, harus siap menahan diri saat hasrat terpatik. Apalagi bersamaan dengan gangguan seperti sekarang ini. Aku melongokkan kepala melihat siapa yang berani mengetuk pintu.
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo