Bab 206. Mama Tidak Marah, kan?

“Kak Amel kenapa dari pagi diam saja? Ada masalah?’ tanyaku yang mendapati anak tiriku ini terdiam sambil melihat jendela mobil.

Sikap tak biasa sedari tadi pagi berbuntut sampai sekarang. Dia biasanya kalau berdua denganku tidak henti bercerita, sekarang tidak ada terucap sepatah katapun. Wajahnya pun tidak menunjukkan keceriaan, justru terlihat tidak semangat dan seakan menyimpan beban.

Kami dalam perjalanan ke sekolah Amelia, kemudian baru ke gallery. Aku ubah jalur, supaya ada waktu lebih lama bersamanya. Ini waktunya aku mengorek keterangan darinya.

Dia menatapku sejenak, kemudian menggelengkan kepala. Sikap yang bukan kebiasaan Amelia yang cerewet.

“Kak Amel, sakit?”

Dia kembali menggeleng, kemudian menunduk sambil memainkan kuku-kuku jemari.

Aku memberikan tatapan menyelidik, ada kesedihan sekaligus keraguan yang aku tangkap dari sorot matanya. Pasti ada yang tidak beres.

“Kak, cerita sama Mama. Ada apa?” tanyaku sambil menangkup tangannya.

Kemudian dia menatapku dengan ragu, d
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo