Bab 204. Rumahku Adalah Kamu

Perbincangan kami malam itu masih terngiang. Suamiku seakan menumpahkan semua rasa tentang perjalanan kisah kami. Memang, tak jarang terpatik rasa cemburu dan kesal, karena kesalah pahaman. Namun, secara keseluruhan Mas Suma mendapatkan kedamaian dan ketenangan di dalam pernikahan kami.

Ini sungguh membanggakan dan membahagiakan bagiku sebagai istri. Menunjukkan kalau kami mendapatkan pilihan yang tertepat dari-Nya di kesempatan kedua ini.

“Menikah itu tujuannya tidak cukup untuk bertujuan menyatukan cinta, namun untuk ketenangan dan kedamaian. Menikah tidak cukup memiliki rumah dalam bentuk bangunan, tapi untuk membangun rumah dalam wujud keluarga. Yah, home not house.”

“Jadi saat kita pulang ke rumah, maksudnya rumah adalah keluarga?” timpalku saat itu menarik kesimpulan.

“Betul banget. Dan rumahku adalah kamu. Sepenat-penatnya aku di kantor, saat pulang aku merasa semua menguap begitu saja. Begitu juga saat aku meninggalkan rumah, tidak ada kekawatiran karena ada kamu. Ini aku rasa
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo