Satu Minggu kemudian.Keadaan sudah kembali pulih, Mala pun sudah tak lagi larut dalam kesedihannya apa lagi pernikahan Serena sudah di depan mata.Dirinya sudah ikhlas pada calon cucunya yang sudah tiada.Kecuali Zidan.Entah apa yang terjadi padanya, kini hanya memilih menyendiri dan tidak mengijinkan siapapun masuk ke dalam kamarnya.Kesehariannya hanya di dalam kamar, diam tanpa bicara. Kamar tersebut masih sama, tak di bersihkan sama sekali, sampai sprei pun tak boleh di ganti.Saat ini pun sedang waktunya libur dari pekerjaan, dirinya memilih menyendiri di temani dengan bayangan wajah Renata yang selalu melintas di benaknya.kadang juga terlelap dalam duduknya, tubuh tak terurus dengan rambut yang mulai panjang tersebut, membuktikan sedikit banyaknya bertapa Zidan menyesali kehilangan calon anaknya.Kedua anaknya tak berhasil di lahirkan dari rahim Renata._________________________Sementara itu di sisi lainnya Mala tengah di sibukkan dengan acara pernikahan Serena dan Bayu.Ta
Davina mengunci pintu kamar, bahkan mengantongi kunci agar Kinanti dan Hanna tidur dengannya sampai pagi harinya.Bocah itu benar-benar membuat Adam dan Devan merasa kesal, terutama Adam yang kini sedang menikmati indahnya bercinta bersama dengan Kinanti.Bisa di katakan tengah menjalani kehidupan pengantin baru, walaupun kata Devan pengantin basi tapi, tak menjadi masalah baginya.Kedua pria tersebut berjaga di depan pintu, berharap pintu bisa di buka."Kalian ngapain di sini?" Tanya Sarah yang tak sengaja melewati kedua anaknya yang aneh itu."Mau memastikan aja Ma, apa Vina masih ngambek?" Ujar Adam memberi alibi."Em," Sarah mangguk-mangguk, "mereka sudah tidur, sebaiknya kalian juga segera tidur!"Dengan wajah lesu Adam dan Devan berjalan menuju kamar, padahal mereka ingin istri mereka di kembalikan.Davina memang bocah yang sangat mengesalkan sekali, bisa-bisanya bocah tersebut menyiksa Ayah dan Papa yang sangat mencintainya.Tak lama berselang terdengar suara tangisan Fikri, Ki
Tok tok tok.Suara ketukan pintu terdengar membuat Kinanti segera turun dari pangkuan Adam.Tak lama berselang pintu terbuka, terlihat Sarah di sana."Kinan, ayo sarapan dulu. Kamu nggak boleh telat makan.""Iya Ma.""Atau kamu mau sarapan di kamar aja?""Nggak usah Ma, kita sarapan bareng aja.""Ya sudah, Mama tunggu di meja makan."Setelah Sarah pergi Kinanti pun beralih menatap Adam.Suaminya itu terlihat santai duduk di tempatnya, bahkan malah kembali menarik istrinya untuk duduk di pangkuannya."Mas, yuk.""Kemana?" Tanya Adam santai."Sarapan, Mama pasti udah masak buat kita. Nggak enak 'kan, kalau harus dianterin sarapan ke kamar juga."Lihatlah bertapa perhatiannya ibu mertuanya itu, apa mungkin ada ibu mertua seperti itu di luar sana?Ada.Tapi satu di dalam seribu mertua di dunia ini.Kebanyakan tentunya tak ingin melihat menantunya bahagia, merasa menantu dan merasa hanyalah beban bagi anak laki-lakinya.Tapi tidak bagi mertuanya, baginya menantu sama saja dengan anak yang
Akhirnya hari ini tiba juga.Hari pernikahan antara dua orang musuh bebuyutan.Ada pepatah yang mengatakan bahwa jodoh kita memilliki banyak kesamaan dengan kita.Tampaknya itu benar sekali.Untuk sekali ini tak bisa di ragukan sebab, Bayu dan Serena memang hampir sama.Sama-sama jail, sama-sama suka bertengkar, sama-sama suka menang sendiri, sama-sama tidak mau mengalah.Semuanya sama."Ma, Serena nggak mau nikah sama Bayu," Serena yang sudah cantik dengan gaun pengantin berwarna putih, dandanan ala-ala wanita bahagia yang akan di sunting oleh sang pujaan hati.Huuueekk.Pujaan hati?Bukan!Ini adalah musibah yang terjadi tanpa di inginkan oleh wanita tersebut.Akan tetapi, tak mungkin lagi membatalkan acara pernikahan ini. Para tamu undangan sudah hadir, dari mempelai pria pun sudah mulai memadati lokasi pernikahan yang bertempat di hotel berbintang lima.Tak terkecuali Kinanti, Adam, beserta anggota keluarga lainnya.Hari ini Kinanti pun tak kalah cantik, memakai baju batik senada
Ukuran kamar tak terlalu luas, tak ada sofa juga seperti kamar hotel pada umumnya.Apa lagi kamar mandi yang transparan, hingga membuat Serena kesal bukan main.Kamar seperti apa yang di persiapkan untuk dirinya, mawar bertaburan dimana-mana semakin membuat emosinya meledak-ledak.Andai jika menikah dengan pria yang di cintai maka lain halnya, pastinya saat ini akan bahagia. Merasa indah dengan jantung yang berdebar."Apa kamu memesan kamar aneh seperti ini? Gimana mau pipis kalau toiletnya begini?" Serena menunjuk kamar mandi dengan diding kaca transparan.Demi apa?Ini sangat tidak menarik sama sekali."Gimana mau keluar, kalau dingin toiletnya kaca jelas menerawang begini? Seharusnya sekalian tidak usah menggunakan dinding kaca ini, buang-buang waktu dan uang saja.""Bisa tidak untuk tidak menuduh ku! Aku tahu kau tidak suka pada ku. Tapi, ingat jangan pernah lupa aku ini suami mu! Aku tidak suka di rendahkan!" Bayu menutup pintu dan berjalan ke arah ranjang, merebahkan dirinya u
Gelap gulita kini berganti dengan terang, cahaya masuk melalui celah-celah kecil.Serena membuka mata saat mentari menyentuh wajahnya, bertapa shock dirinya melihat Bayu yang begitu dekat di sampingnya.Dengan cepat dirinya duduk dan menatap di sekitarnya, ternyata bantal guling sudah jatuh di lantai.Apa lagi barusan dirinya yang memeluk Bayu, tentunya malu sekali jika saja Bayu.Bayu pun bergerak membuat Serena khawatir, berdoa semoga saja Bayu tak tahu jika dirinya semalam memeluk suami sialannya itu.Tunggu.Memeluk?Semalam?Apa semalaman memeluk Bayu?Serena menepuk jidat, berharap tidak benar dan kalaupun ia semoga Bayu tak menyadarinya."Puas memeluk ku semalam?" Terdengar suara Bayu yang parau khas bangun tidur.Serena menutup mata mendesus lesu, ternyata Bayu menyadarinya.Tapi bukan Serena namanya jika tidak mau mengelak.Karena, pada kenyataannya tak berniat sama sekali memeluk Bayu."Aku nggak meluk kamu, kalau pun iya aku pasti nggak sadar! Mungkin juga karena, aku pikir
Adam pun membuang bantal dari tangan Kinanti dan memeluk istrinya dengan erat."Kamu tahu kenapa Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke?"Kinanti terdiam dan tak menyangka Adam bisa memberikannya tebak-tebakan, bukankah suaminya itu pendiam dan sedingin es balok."Kenapa?""Ditanya, malah nanya balik!""Yang ngasih pertanyaan nggak jelas!""Karena, kalau dari nikah paksa sampai cinta beneran itu kita, sayang," jawab Adam."Mas tahu kenapa bumi itu bentuknya bulat?""Kenapa?""Kalau bentuknya love hati Kinanti buat Mas!" Jawab Kinanti."Kamu itu sudah pandai rupanya, ya," Adam pun menghimpit Kinanti dengan eratnya.Tak menyangka jika istrinya yang suka malu-malu kucing itu malah membuatnya panas dingin bila bersama."Ahahahhaha........" Tawa Kinanti menggelegar saat melihat wajah kesal Adam, "Mas juga aneh, yang pengantin baru itu Serena. Kok malah kita yang pagi-pagi olah raga.""Ya, tapi nggak papa. Pasti kedua sahabat mu itu juga sedang olah raga pagi. Maklum namanya pengantin bar
Akhirnya malam ini acara makan malam bersama di kediaman Serena dan Bayu pun di langsungkan.Kinanti dan Adam pun ikut hadir meramaikan acara perayaan dalam ikatan keluarga yang baru terjalin setelah pernikahan Serena dan Bayu terjadi.Tak lupa Zidan juga hadir, meskipun pikirannya tak pernah berada di sana.Selesai dengan makan malam berlanjut dengan pesta barbeque, meskipun malam semakin larut tak serta ada yang menolak.Malam ini di halaman rumah dengan penerangan lampu dan juga bintang bertaburan di langit menambah kesan keindahan tersendiri.Kecuali Serena yang sibuk bermain dengan Fikri, dirinya sangat tidak menikmati pesta barbeque di malam ini.Setelah Bayu mengatakan bahwa pernikahan mereka tidak main-main, padahal Serena berharap bisa bercerai dengan Bayu setelah beberapa Bulan kedepan.Lagi pula entah mengapa Bayu tiba-tiba mengatakan bahwa pernikahan mereka ini serius tanpa permainan.Sedangkan keduanya saja saling membenci jadi, bagaimana bisa berubah menjadi saling menci