Bayu terbangun dari tidurnya, melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tiga subuh. Mungkin karena, obat yang diberikan oleh Serena membuatnya terlelap dan beruntung rasa mulesnya sudah hilang.Tanpa sengaja matanya melihat Serena yang terlelap di sampingnya, tiba-tiba mata Bayu melihat Serena bangun dan mencium bibirnya.Bayu pun shock dan tersadar itu hanyalah khayalan saja.Entah mengapa kini pikirannya semakin kacau, semakin berdekatan dengan Serena semakin membuatnya aneh.Belum lagi Serena yang tak suka memakai selimut saat terlelap, membuat pakaiannya tersingkap hingga menampakkan pahanya mulus.Otak Bayu kembali tak dapat dikondisikan lagi dan lagi.Demi mengendalikan diri Bayu turun dari ranjang dan menuju teras menghirup udara dingin, terlihat sudah sepi. Mungkin keluarga sudah pulang saat dirinya tertidur.Karena udara semakin dingin Bayu pun kembali masuk, percuma saja berada di luar karena, tak dapat meredam getaran aneh saat melihat Serena.Akhirnya Bayu pun memutuskan
Seperti janji yang sudah dikatakan oleh Bayu, saat pulang bekerja dirinya akan menjemput Serena dan dan mereka langsung menuju showroom mobil baru.Awalnya Serena tak percaya tapi pada kenyataannya kini mereka sudah sampai juga."Tau-tau kredit, terus nggak ada uang buat bayar cicilan, belum lagi kontrakan," ejek Serena.Bayu pun masuk terlebih dahulu di ikuti oleh Serena dibelakangnya.Mulut Serena terus saja komat-kamit karena, tak yakin Bayu mampu membelikannya mobil baru.Tubuh tegap, tinggi, baju dinas tertutup jaket kulit berwarna hitam semakin membuat siapa saja akan terpesona saat melihat Bayu.Bayu pun duduk di sofa dan menunggu Serena memilih sesuai dengan keinginannya.Serena sebenarnya ragu untuk memilih akan tetapi, harus memberikan sedikit pelajaran pada Bayu karena, kini sudah berani meminta haknya.Mungkin juga ini cara Bayu untuk menyogoknya dan luluh begitu saja.Tidak mungkin!"Yang itu," Serena menunjukan sebuah mobil mewah berwarna kuning.Serena pun tak tahu apa
Dari sore hari tadi Serena mogok bicara, bahkan malam ini saja dirinya memilih tidur di sofa. "Aku bawakan makan," Bayu membawa sepiring nasi dan segelas mineral."Aku nggak mau!" Tolak Serena.Bayu pun meletakkannya di atas meja, kemudian keluar, mungkin Serena akan memakannya setelah sendirian saja.Perut Serena sudah sangat lapar, sebenarnya ingin makan tapi, tak mau mengingat gengsi yang masih begitu besar.Tak lama kemudian Bayu pun kembali masuk, melihat makan masih utuh membuatnya mendesus."Kamu mau makan apa? Kamu mau makan yang lainnya?" Tawar Bayu, "besok aku akan ke luar kota dalam beberapa hari, kamu jangan lupa makan."Bayu pun naik ke atas ranjang dan berbaring, sedangkan Serena memilih tidur di sofa. Andai saja Dara tidak ada mungkin Serena akan tidur di luar saja.Setelah sore tadi Bayu menegaskan bahwa pernikahan mereka bukan main-main, dirinya kesal bukan main.Tak lama berselang terdengar suara benda jauh, Serena mengingat Bayu pernah mengatakan bahwa rumah terseb
Selesai membantu Dara memasak Serena pun bersiap-siap untuk berangkat bekerja, seperti biasanya dirinya harus merawat Fikri. Bocah imut hasil dari kerja sama antara Kinanti dan Adam.Bocah lucu itu kini sudah semakin pintar saja, semakin banyak kosa kata yang keluar dari mulutnya. Belum lagi kelakuannya yang menggemaskan membuat Serena semakin menyayanginya."Kamu berangkat naik mobil baru kamu?" Tanya Dara saat melihat Serena memesan sebuah taxi online."Nggak Ma, soalnya Serena belum memperpanjang SIM. Takutnya ada tilang.""Ya sudah, hati-hati. Langsung pulang kalau sudah jam pulang, Mama di rumah sendiri.""Serena berangkat ya Ma, sebelum magrib nanti udah pulang." Pamit Serena.Bertapa indahnya dunia terasa bila Bayu tiada, wajah Serena bersinar dengan terangnya. Andai saja Bayu pergi dan tak usah kembali, pastinya akan lebih membahagiakan lagi.Bagaimana bisa kini Bayu meminta dirinya, bisa tidak Bayu berpikir jernih dan tenang. Mereka belum lama kenal, belum memiliki kedekata
Setelah Serena pulang Kinanti kembali menemui Adam, dirinya menceritakan apa yang barusan terjadi antara Serena dan Zoya."Mas, keluarkan Zoya dari rumah sakit ini. Kinan, nggak mau ada keributan, lagian dia jahat banget."Adam hanya diam sambil melihat mulut istrinya yang komat-kamit karena menggerutu kesal, dari tadi mulut istrinya itu tidak ada henti-hentinya dalam berbicara mengenai pertengkaran antara Serena dan Zoya."Mas, kamu dengar aku nggak?"Kinanti berpindah berdiri di dekat Adam yang duduk di kursinya, Adam memutar kursinya agar melihat wajah Kinanti."Kamu tahu Mas?""Nggak," Adam mengangkat bahunya dengan santai.Hingga membuat Kinanti berapi-api, apakah dari tadi mulutnya mengoceh tak di dengarkan sama sekali oleh Adam.Sudah panjang kaki lebar, pendek tambah tinggi. Besar dan kecil tapi, Adam masih saja diam santai."Tuan Arrogant, istri mu sedang bicara apa kau mendengarkan dari tadi mulut istri mu ini yang sudah berbusa?!" Dada Kinanti naik turun, matanya menatap ta
"Sudahlah, dari pada aku pusing memikirkan wanita gila itu. Lebih baik, aku berendam. Seharusnya aku sedang santai menikmati bertapa indahnya saat Bayu pergi. Jadi, lebih baik saat ini aku menikmatinya."Serena melepaskan pakaiannya dan melempar dengan asal, segera berjalan menuju kamar mandi dan merendam diri."Ini jauh lebih baik."Di sebrang sana Bayu baru saja selesai rapat, dirinya kembali membuka ponselnya dan melihat rekaman cctv. "Sial, kenapa aku tak memasang cctv di kamar mandi," Bayu benar-benar merutuki kebodohannya sendiri."Kalau pasangan cctv-nya di kamar mandi nanti kelihatan kalau lagi berak bos," ujar Hardan menimpali."Siapa yang menyuruh mu berkomentar, keluar dari kamar ini! Aku butuh istirahat!"Aduh! Hardan pun segera keluar, mungkin lebih baik menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai dari pada terus menjadi sasaran kemarahan atasannya itu.Yang sedang merindukan.Sedangkan Bayu masih saja berpikir keras, bertapa menyesalnya tak memasang cctv di kamar mandi.
Semalaman penuh Serena tak dapat terlelap, hingga pagi ini dirinya masih memikirkan Bayu yang pergi entah kemana sejak kejadian semalam.Sesekali Serena melihat jendela kaca, berharap dari beberapa sepeda motor yang melintas salah satunya adalah Bayu.Tidak.Jam menunjukkan pukul 09:30 sampai saat ini pun Bayu belum juga pulang.Serena pen mengambil ponselnya ingin menghubungi Bayu, sayangnya dirinya tak memiliki nomer ponsel suaminya sendiri.Huuuufff.Serena tak tahu harus melakukan apa, akhirnya ia keluar dari kamar ingin bertanya pada Dara.Mungkin saja Mama mertuanya tersebut tahu kemana perginya Bayu.Segera Serena menuju halaman, di sana Dara sedang nikmati secangkir teh hanga. Berjemur di bawah matahari pagi yang cerah.Namun, masih di ambang pintu utama Serena merasa malu untuk bertanya, akhirnya hanya diam dan mondar-mandir di depan pintu."Kok, mondar-mandir?" Dara ingin masuk, tetapi malah melihat menantunya di depan pintu mondar-mandir seperti setrikaan saja.Serena memai
Lingerie berwarna pink yang di berikan oleh Kinanti kini di pegang Serena, antara bingung harus memakai atau tidak.Jika tidak memakai akankah Bayu mau memaafkannya, sedangkan dirinya ingin meminta maaf pada Bayu.Tak lama kemudian pintu kamar pun terbuka, cepat-cepat Serena memasukan lingerie di tangannya pada almari.Menyimpan asal, yang terpenting Bayu tak melihatnya.Sesaat kemudian Bayu masuk, mengambil pakaian dari almari dan membawanya ke dalam kamar mandi.Tak berselang lama Bayu pun keluar sudah dengan kemeja merah maron berpadu celana hitam, sesaat kemudian Bayu mengambil jas berwarna hitam dan memakainya.Merapikan pakaian, memakai parfum, kemudian kembali berjalan menuju pintu.Serena hanya diam, rasanya sedih sekali tak di anggap ada.Apakah ini yang diinginkan sebenarnya? Ternyata Bayu hanya ingin menghargainya dengan menganggap dirinya ada.Saat seperti ini dirinya malah merasa tak berguna, Bayu pulang dan pergi begitu saja. Sedangkan dirinya seakan di anggap pigura."B