Dari sore hari tadi Serena mogok bicara, bahkan malam ini saja dirinya memilih tidur di sofa. "Aku bawakan makan," Bayu membawa sepiring nasi dan segelas mineral."Aku nggak mau!" Tolak Serena.Bayu pun meletakkannya di atas meja, kemudian keluar, mungkin Serena akan memakannya setelah sendirian saja.Perut Serena sudah sangat lapar, sebenarnya ingin makan tapi, tak mau mengingat gengsi yang masih begitu besar.Tak lama kemudian Bayu pun kembali masuk, melihat makan masih utuh membuatnya mendesus."Kamu mau makan apa? Kamu mau makan yang lainnya?" Tawar Bayu, "besok aku akan ke luar kota dalam beberapa hari, kamu jangan lupa makan."Bayu pun naik ke atas ranjang dan berbaring, sedangkan Serena memilih tidur di sofa. Andai saja Dara tidak ada mungkin Serena akan tidur di luar saja.Setelah sore tadi Bayu menegaskan bahwa pernikahan mereka bukan main-main, dirinya kesal bukan main.Tak lama berselang terdengar suara benda jauh, Serena mengingat Bayu pernah mengatakan bahwa rumah terseb
Selesai membantu Dara memasak Serena pun bersiap-siap untuk berangkat bekerja, seperti biasanya dirinya harus merawat Fikri. Bocah imut hasil dari kerja sama antara Kinanti dan Adam.Bocah lucu itu kini sudah semakin pintar saja, semakin banyak kosa kata yang keluar dari mulutnya. Belum lagi kelakuannya yang menggemaskan membuat Serena semakin menyayanginya."Kamu berangkat naik mobil baru kamu?" Tanya Dara saat melihat Serena memesan sebuah taxi online."Nggak Ma, soalnya Serena belum memperpanjang SIM. Takutnya ada tilang.""Ya sudah, hati-hati. Langsung pulang kalau sudah jam pulang, Mama di rumah sendiri.""Serena berangkat ya Ma, sebelum magrib nanti udah pulang." Pamit Serena.Bertapa indahnya dunia terasa bila Bayu tiada, wajah Serena bersinar dengan terangnya. Andai saja Bayu pergi dan tak usah kembali, pastinya akan lebih membahagiakan lagi.Bagaimana bisa kini Bayu meminta dirinya, bisa tidak Bayu berpikir jernih dan tenang. Mereka belum lama kenal, belum memiliki kedekata
Setelah Serena pulang Kinanti kembali menemui Adam, dirinya menceritakan apa yang barusan terjadi antara Serena dan Zoya."Mas, keluarkan Zoya dari rumah sakit ini. Kinan, nggak mau ada keributan, lagian dia jahat banget."Adam hanya diam sambil melihat mulut istrinya yang komat-kamit karena menggerutu kesal, dari tadi mulut istrinya itu tidak ada henti-hentinya dalam berbicara mengenai pertengkaran antara Serena dan Zoya."Mas, kamu dengar aku nggak?"Kinanti berpindah berdiri di dekat Adam yang duduk di kursinya, Adam memutar kursinya agar melihat wajah Kinanti."Kamu tahu Mas?""Nggak," Adam mengangkat bahunya dengan santai.Hingga membuat Kinanti berapi-api, apakah dari tadi mulutnya mengoceh tak di dengarkan sama sekali oleh Adam.Sudah panjang kaki lebar, pendek tambah tinggi. Besar dan kecil tapi, Adam masih saja diam santai."Tuan Arrogant, istri mu sedang bicara apa kau mendengarkan dari tadi mulut istri mu ini yang sudah berbusa?!" Dada Kinanti naik turun, matanya menatap ta
"Sudahlah, dari pada aku pusing memikirkan wanita gila itu. Lebih baik, aku berendam. Seharusnya aku sedang santai menikmati bertapa indahnya saat Bayu pergi. Jadi, lebih baik saat ini aku menikmatinya."Serena melepaskan pakaiannya dan melempar dengan asal, segera berjalan menuju kamar mandi dan merendam diri."Ini jauh lebih baik."Di sebrang sana Bayu baru saja selesai rapat, dirinya kembali membuka ponselnya dan melihat rekaman cctv. "Sial, kenapa aku tak memasang cctv di kamar mandi," Bayu benar-benar merutuki kebodohannya sendiri."Kalau pasangan cctv-nya di kamar mandi nanti kelihatan kalau lagi berak bos," ujar Hardan menimpali."Siapa yang menyuruh mu berkomentar, keluar dari kamar ini! Aku butuh istirahat!"Aduh! Hardan pun segera keluar, mungkin lebih baik menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai dari pada terus menjadi sasaran kemarahan atasannya itu.Yang sedang merindukan.Sedangkan Bayu masih saja berpikir keras, bertapa menyesalnya tak memasang cctv di kamar mandi.
Semalaman penuh Serena tak dapat terlelap, hingga pagi ini dirinya masih memikirkan Bayu yang pergi entah kemana sejak kejadian semalam.Sesekali Serena melihat jendela kaca, berharap dari beberapa sepeda motor yang melintas salah satunya adalah Bayu.Tidak.Jam menunjukkan pukul 09:30 sampai saat ini pun Bayu belum juga pulang.Serena pen mengambil ponselnya ingin menghubungi Bayu, sayangnya dirinya tak memiliki nomer ponsel suaminya sendiri.Huuuufff.Serena tak tahu harus melakukan apa, akhirnya ia keluar dari kamar ingin bertanya pada Dara.Mungkin saja Mama mertuanya tersebut tahu kemana perginya Bayu.Segera Serena menuju halaman, di sana Dara sedang nikmati secangkir teh hanga. Berjemur di bawah matahari pagi yang cerah.Namun, masih di ambang pintu utama Serena merasa malu untuk bertanya, akhirnya hanya diam dan mondar-mandir di depan pintu."Kok, mondar-mandir?" Dara ingin masuk, tetapi malah melihat menantunya di depan pintu mondar-mandir seperti setrikaan saja.Serena memai
Lingerie berwarna pink yang di berikan oleh Kinanti kini di pegang Serena, antara bingung harus memakai atau tidak.Jika tidak memakai akankah Bayu mau memaafkannya, sedangkan dirinya ingin meminta maaf pada Bayu.Tak lama kemudian pintu kamar pun terbuka, cepat-cepat Serena memasukan lingerie di tangannya pada almari.Menyimpan asal, yang terpenting Bayu tak melihatnya.Sesaat kemudian Bayu masuk, mengambil pakaian dari almari dan membawanya ke dalam kamar mandi.Tak berselang lama Bayu pun keluar sudah dengan kemeja merah maron berpadu celana hitam, sesaat kemudian Bayu mengambil jas berwarna hitam dan memakainya.Merapikan pakaian, memakai parfum, kemudian kembali berjalan menuju pintu.Serena hanya diam, rasanya sedih sekali tak di anggap ada.Apakah ini yang diinginkan sebenarnya? Ternyata Bayu hanya ingin menghargainya dengan menganggap dirinya ada.Saat seperti ini dirinya malah merasa tak berguna, Bayu pulang dan pergi begitu saja. Sedangkan dirinya seakan di anggap pigura."B
Serena pun terbangun saat pagi hari, melihat ke samping tak ada Bayu di sana. Artinya, Bayu tak pulang semalam.Ada rasa sedih yang terasa, rasa bersalah dan juga rasa takut.Serena mengambil ponselnya dan menghubungi Kinanti, ingin bertanya cara menjadi istri."Halo?" Jawab Kinanti dari sebrang.Wanita itu masih hangat di pelukan suami tercintanya. Tapi, sudah di ganggu oleh sahabat tersayang nya juga.Serena merasa lega saat panggilan telepon diterima. Artinya, bisa mendapatkan tips menjadi istri dari Kinanti yang sudah berpengalaman dalam urusan rumah tangga."Kamu sedang apa, aku ganggu ya?" Tanya Serena.Bangkit dan berjalan ke arah jendela, menggeser gorden agar cahaya matahari pagi masuk ke dalam kamar.Mata Serena melihat sepeda motor Bayu yang terparkir didepan, artinya Bayu pulang pikirnya.Tapi kapan Bayi pulang, mengapa tak masuk ke kamar?"Ganggu lah, aku dan suami sedang memasang tapi, kamu malah menghubungi aku. Jadinya lagi enak banget harus di copot, terpaksa!" Jawab
"Sayang, Serena nelpon kamu terus," seru Adam saat melihat ponsel istrinya terus berdering, kali ini Adam tak berbohong."Paling Mas modus!" Teriak Kinan dari dalam kamar mandi, merasa tersebut hanyalah bualan Adam saja."Ya udah deh, kalau nggak percaya."Adam diam dan tak lagi berteriak memberitahu istrinya."Kemana sih? Dari tadi dihubungi nggak di jawab," Serena menggerutu kesal, padahal dirinya ingin bertanya tentang berapa sendok gula untuk membuat kopi Bayu.Ya sudahlah.Serena pun yang sudah mandi pagi dan memakai dress langsung keluar dari kamar.Bertapa shock melihat Bayu yang ternyata tidur di ruang televisi, tepat berada di depan kamar.Kenapa Bayu memilih tidur di luar? Bukankah dirinya sudah meminta untuk tidur bersama?Apakah Bayu masih marah?Atau tak benar-benar memaafkan dirinya?Ini sakitnya sangat luar biasa.Mungkin juga inilah yang dirasakan oleh Bayu selama ini, rasanya begitu kehilangan harga diri saat tak dihiraukan begini.Baiklah, tak apa ini adalah hukuman