Bab 333. Perhatian

Bukan Mas Suma namanya kalau tidak bikin kesal dan gemas. Wisnu dan Amelia hanya senyum-senyum dan sesekali Amelia melontarkan ledekan.

“Banyak sekali pesan pizzanya, Pi?” Amelia setengah tidak percaya, saat pelayan menyantarkan dua ikatan berisi empat kotak per ikatan.

“Ini untuk orang-orang rumah. Biar merasakan enaknya makan pizza.”

“Hayo…. Akhirnya Papi mengaku pizzanya enak, kan?”

“Bukan. Maksud Papi mereka pasti bilang pizzanya enak. Kalau Papi lebih suka nasi rendang buatan Mama,” sahut Mas Suma bersikukuh tidak mengaku.

“Ya-iya. Amel percaya. Satu untuk Amel, ya. Temen belajar nanti malam.”

“Tuh, kan. Kamu juga mau,” sahut Mas Suma merasa tidak terpojokkan.

Sampai di rumah, kerewelan Mas Suma tidak berhenti. Ada saja yang diminta.

‘Mas Suma kenapa, ya? Kok hari ini aneh?’ batinku sambil menyiapkan teh dan pisang kepok kukus. Memang semenjak pulang dari rumah sakit, kemanjaannya naik sekian level. Kesal, tapi bagaimana lagi.

Tadi di jalan, tiba-tiba nyeletuk, “Di rumah ada sto
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo