Bab 107. Musim Jatuh Cinta

Setelah berbincang selesai, kami langsung pamit pulang. Itu pun dengan mencolek berkali-kali memberi tanda ke suamiku untuk segera menyudahi perbincangan ini.

"Bu Rani, cookiesnya buat saya, ya," tanya Pak Tiok sambil menunjukkan toples kecil kepadaku.

"Boleh. Bawa saja, Pak. Ambil satu saja yang belum dibuka di bar," ucapku sambil merapikan bawaanku.

Mas Tiok mengantar kami ke parkir, dia buru-buru mendahuluiku untuk membukakan pintu mobil untukku.

"Ok, Pak Tiok. Ketemu minggu depan, ya!" teriak Mas Suma sebelum menjalankan mobilnya.

Rencananya, kami akan makan malam bersama. Mas Tiok akan mengajak calon pacar-- sahabatnya-- itu, ingin memperkenalkan kepada kami. Hanya, waktu tepatnya akan di bicarakan kembali. Serasa mendadak seperti menjadi konsultan perkawinan.

"Seneng, ya!" tanya Mas Suma melihatku senyum-senyum.

"Senenglah, Mas. Akhirnya Mas Tiok mendapatkan tambatan hati. Eh, ternyata dia pernah menikah, tetapi gagal. Sampai dua kali, lo! Aku tidak menyangka."

"O, pantas dia
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo