"Untuk apa kau datang ke sini?" Tanya Handoko pada Keyla yang tampak tidak mengharapkan kedatangan Keyla sama sekali.Keyla pun beralih menatap Handoko yang tampak begitu dingin menatapnya."Pa--""--Kau bukan lagi menantu di keluarga kami dan bahkan kami tidak mengharapkan kedatangan mu sama sekali!" Keyla pun terdiam saat mendengar apa yang dikatakan oleh mantan mertuanya tersebut, tetapi sesaat kemudian bibir Keyla pun tertarik pada masing-masing sudut bibirnya."Jangan sombong Pa, takutnya suatu hari anda yang malu sendiri," kata Keyla seakan dirinya begitu yakin."Sebaiknya kau pergi, karena kami sama sekali tidak membutuhkan kehadiran mu!" Tegas Handoko.Keyla pun tersenyum kemudian beralih menatap Mira, kemudian pergi begitu saja.Handoko pun tersadar dari lamunanya setelah Tama menyadarkannya.Handoko hanya sedang mengingat saat Keyla tiba-tiba datang menjemput istrinya beberapa saat lalu "Papa, memikirkan apa?""Keyla, kenapa dia datang ke sini?" Tanya Handoko lagi."Sepert
Kini Nada dan Tama pun sudah berada di apartemen, Nada mungkin tidak asing lagi dengan tempat tersebut.Karena sebelum menikah pun Tama pernah beberapa kali membawanya ke sana, sehingga dirinya sudah sangat tahu di mana kamar Tama."Mas, Nada ke kamar langsung ya.""Ya sayang," Tama pun tersenyum pada istrinya.Sementara itu Tama duduk di sofa dan membuka laptopnya.Pikirannya benar-benar bercabang memikirkan keadaan Mira.Tama pun memutuskan untuk melihat beberapa pekerjaannya, beberapa hari ini dirinya sibuk dengan Nada hingga membuat pekerjaannya terbengkalai.Namun, saat malam harinya Nada pun terbangun dari tidurnya.Ternyata Tama belum juga masuk ke dalam kamar.Membuatnya segera mencari keberadaan suaminya tersebut.Ternyata Tama masih duduk di sofa dengan laptop yang menyala."Mas," Nada langsung memeluk Tama dari belakang.Membuat Tama pun tersentak, mungkin karena terlalu fokus."Sayang, kamu kenapa bangun lagi? Tadi, Mas intip dari pintu kamu udah tidur, pulas banget. Kecap
Nada pun terbangun dari tidurnya saat hari sudah pagi, bahkan matahari sudah mulai terlihat begitu bersinar menerangi bumi.Nada pun meraba ke samping tempat di mana Tama berada, namun Nada tak merasakan apa-apa.Hingga akhirnya Nada pun membuka matanya, dan benar Tama tidak ada.Membuat Nada pun mendudukkan tubuhnya sambil memegangi selimut di dadanya untuk menutupi tubuhnya yang polos, kemudian matanya pun mengedar.Mencari keberadaan Tama saat ini.Namun, sampai saat ini pun tidak terlihat juga, hingga akhirnya Nada pun segera menuju kamar mandi membersihkan diri.Sesaat kemudian tubuhnya terasa lebih baik, dengan menggunakan pakaian santainya Nada pun keluar dari kamar.Masih dengan tujuan yang sama, yaitu menemukan keberadaan Tama yang belum juga diketahuinya."Mas," Nada tidak melihat apa-apa, benar-benar Tama tidak ada di sana.Hingga akhirnya Nada pun sampai di dapur dan melihat ada makanan di sana dengan selebaran kertas berisi goresan pena.Segera Nada pun meraihnya dan memb
Setelah selesai dengan pergulatan panas di siang hari ini, lagi-lagi Tama tidak ada di samping Nada.Membuat Nada bertanya-tanya lagi dan lagi akan Tama yang entah ke mana, segera Nada pun meraih ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Tama.Namun, dari sekian banyaknya panggilan tidak satupun yang di jawab.Membuat perasaan Nada semakin tidak tenang saja.Hingga akhirnya Nada pun memutuskan untuk meletakkan ponselnya pada ranjang dengan asal.Dalam pikirannya terus saja memikirkan suaminya tersebut, entah apa dan bagaimana sehingga seakan Tama tidak bisa berada di dekatnya dalam jangka waktu yang lama.Hingga sore harinya Tama belum juga kembali, Nada lagi-lagi mencoba untuk menghubungi suaminya itu.Tetapi lagi-lagi hasilnya hanya sia-sia karena tidak ada jawaban sama sekali.Membuat Nada semakin bertanya-tanya kemana perginya Tama.Akhirnya Nada pun memutuskan untuk pergi menuju rumah sakit, mungkin saja suaminya itu berada di sana.Benar saja, sesampainya di rumah sakit belum juga
Nada pun terbangun dari tidurnya, melihat wajah Tama berada di sampingnya.Mungkin ini terbilang cukup aneh, karena hal seperti ini sangat jarang terjadi.Namun, Tama terus saja menatapnya.Membuat Nada bingung dan bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan dirinya saat ini.Saat Nada akan berbicara Tama pun tiba-tiba saja menutup bibirnya dengan jari telunjuknya.Seakan tidak menginginkan dirinya untuk bertanya.Ini semakin membuat Nada bingung ingin bertanya namun tidak diberikan kesempatan sekali.Mengapa demikian?Entah.Nada benar-benar berada dalam rasa penasaran tanpa ada jawaban sama sekali."Aku hanya ingin menatap mu saja," kata Tama tiba-tiba.Nada benar-benar tidak mengerti mengapa Tama mengatakan itu padanya. Dengan tiba-tiba, karena mereka sudah menikah dan seharusnya juga selalu bersama.Namun mengapa Tama menjadi seperti seorang yang sangat jauh dengannya.Nada pun hanya diam saja, dan benar saja Tama terus saja menatap dirinya dengan begitu dalam.Hanya diam tanpa ka
Tidak tahu harus bagaimana dan pada siapa menceritakan segala masalahnya saat ini akhirnya Nada pun memutuskan untuk meminta Sarah untuk datang ke apartemen, hanya pada Sarah saat ini Nada bisa menyampaikan keluhannya.Mungkin juga bisa membuatnya sedikit lebih baik, setelah mengeluarkan isi hatinya saat ini yang penuh dengan kekacauan, ujian di awal pernikahan ini begitu sulit.Jika bercerita pada keluarganya bisa saja nantinya masalah akan menjadi lebih rumit.Bisa juga dirinya diminta untuk bercerai dari Tama, Nada tidak siap untuk bercerai setelah menikah hanya dalam hitungan hari.Bahkan Nada juga tidak bisa tanpa Tama setelah memutuskan untuk mencintai Tama yang sudah pernah gagal dalam pernikahan.Karena Nada sangat mencintai Tama dan dia tidak siap untuk dipisahkan dari suaminya itu.Lalu Nada harus bagaimana?Semetara Sarah hanya diam sambil mendengarkan apapun curhatan sahabatnya, bahkan mungkin sedikit terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu."Aku nggak ta
Saat pagi harinya ternyata Nada tidak melihat Tama di sampingnya, dengan segera bangun dan mengelilingi rumah berharap suaminya sudah kembali.Namun, sepertinya tidak ada tanda-tanda Tama kembali.Membuat Nada yakin semalaman Tama tidak pulang.Entah kemana perginya Tama, Nada tidak tahu sama sekali.Seketika itu juga Nada pun melemparkan tubuhnya pada sofa, menatap pintu yang masih tertutup rapat.Apa yang dia inginkan saat ini? Suaminya kembali.Namun, sesaat kemudian pintu pun terbuka. Tampak Tama yang berdiri di depan pintu menatap Nada yang duduk di sofa.Tanpa sengaja tatapan keduanya pun berbenturan, Tama pun masih mematung di depan pintu dan Nada masih duduk di sofa.Perasaan wanita itu benar-benar kacau, sementara Tama entah apa yang ada di hatinya saat ini.Hingga Tama pun menutup pintu, kemudian berjalan masuk.Sesaat kemudian memeluk Nada dengan tiba-tiba.Nada yang ingin bertanya banyak hal pun hanya bisa terdiam, entah. Tetapi, pelukan Tama benar-benar membuatnya tidak b
Pikiran Nada benar-benar tidak baik-baik saja, bahkan lagi-lagi sampai larut malam begini Tama belum juga kembali.Ini sudah berulang kali terjadi, bahkan satu Bulan pernikahan Tama terus saja seperti ini.Semakin menjadi-jadi dan membuat Nada bingung.Nada pun memutuskan untuk mencarinya di tempat hiburan malam, meskipun awalnya ragu.Tetapi akhirnya Nada pun membulatkan tekadnya, lagipula bukankah biasanya Tama sangat suka berada di sana?Bukankah itu adalah tempat yang selalu dikunjungi oleh Tama, mungkin saja setelah menikah pun suaminya itu masih saja suka ke sana.Ya, Nada benar. Tempat hiburan malam.Setelah sampai di sana Nada pun mengedarkan pandangannya, asap rokok yang bertebaran membuatnya ter-batuk-batuk.Tetapi, tujuannya adalah Tama.Belum lagi pemandangan yang membuat mata tidak nyaman, apa lagi kalau bukan karena wanita dan laki-laki berbaur tanpa jarak.Belum lagi pakaian wanita itu yang tampaknya tak cukup bahan.Tetapi sampai saat ini pun Nada tidak juga melihat Ta