Beck sangat gembira ketika dia melihat grandmaster mengangguk.

Kemudian, dia merasa ada yang tidak beres.

Ketika dia melihat ekspresi mengejek Fergus yang menunjukkan bahwa dia aman dalam pengetahuan bahwa dia mendapat dukungan, Beck tahu ini pasti jebakan.

Karena sudah sampai pada titik ini, Beck tidak bisa kembali sekarang.

Apa pun yang terjadi, dia harus melawan Fergus.

Dia telah bekerja keras selama bertahun-tahun hanya untuk saat ini.

Tidak mungkin baginya untuk menyerahkan posisi kepala.

Beck menegakkan punggungnya, dan energinya bergeser.

"Fergus, apa kau yakin ingin menghalangi jalanku dan melawanku sampai mati?"

“Beck, bukankah kau sedikit terlalu percaya diri pada dirimu sendiri? Apa kau pikir kau pantas melawanku sampai mati?” Fergus menyeringai meremehkan.

“Kau … karena kau sangat meremehkanku, kau harus turun ke sini. Kita akan pergi ke sana dan bertarung beberapa putaran. Pemenangnya adalah kepala generasi muda.”

“Aku hanya perlu satu gerakan untuk membunuhmu. Beberapa pu