Todos los capítulos de Gairah Berkuasa : Mempelai Wanita Tuan Tremont yang Berharga: Capítulo 1 - Capítulo 10
1901 chapters
Bab 1 Tumbuh Dewasa
“Wow, dia sudah kembali. Dia juga memberikan donasi besar pada sekolah seni terkemuka di ibukota. Menyenangkan sekali menjadi orang kaya, bukan!”“Aku dengar dia adalah alumni kita, dia lulusan universitas Southline, wajar saja kalau dia menyumbang begitu besar. Ditambah lagi, dia orang terkaya di kota. Yang tidak kalah penting, dia sangat menawan…. Bisa dibilang dia itu pria idaman seluruh negeri -- kaya, tampan, dan rendah hati. Tidak ada lagi orang yang seperti dia di dunia ini!”Seluruh kampus seni Southline gempar dengan kabar tentang kembalinya Mark Tremont, kecuali Arianne Wynn yang berdiam mematung seperti ibu jari yang bengkak. Terduduk di anak tangga, dia sedang mengunyah roti yang sudah tidak hangat lagi. Menelan roti keras hanya dengan air saja terasa sama dinginnya dengan musim dingin.Mark Tremont. Dia kembali lagi setelah tiga tahun….“Ari, kenapa kau makan roti kering lagi? Ayo, aku akan mentraktirmu makanan enak!”Tiffany Lane duduk di samping Arianne. Lalu Aria
Leer más
Bab 2 Tertanam Kuat
Arianne terlalu takut untuk melawan. Ini sudah terjadi berkali-kali sejak dulu. “Tuan, waktunya makan.”Suara kepala pelayan Henry terdengar dari luar kamar, terdengar seperti penyelamat yang baru saja tiba dari surga untuk menyelamatkan Arianne.Kepala pelayan Henry sudah mengabdi pada keluarga Tremont selama puluhan tahun lamanya dan dia juga menyaksikan Mark Tremor tumbuh dewasa, maka Kepala Pelayan Henry berperan sangat penting untuk Mark Tremont.“Baiklah,” Jawab Mark dengan santai.Arianne Wynn membuka pintu buru-buru, menyelamatkan diri. Kata-kata Mark masih menggema di pikirannya.“Kau akan berulang tahun yang ke delapan belas tahun kan?”Pertanyaannya membuat pikirannya kacau. Dia sangat paham apa maksud dari berulang tahun ke delapan belas. Mark Tremont meninggalkan rumah setelah makan, dan itu membuat Arianne merasa lega saat dia berbaring di kasur kecil di gudang. Dia sudah tinggal di gudang itu selama sepuluh tahun. Bisa dibilang, Kediaman Tremont adalah rumah ke
Leer más
Bab 3 Siapa itu?
Dua menit kemudian, mobil Mark akhirnya melaju pergi. Arianne menghela nafas setelah tanpa sadar menahannya, dan bertanya-tanya apa yang dia lakukan saat mobil itu berhenti.“Tuan… salju sedang turun. Apakah kau tidak akan membiarkan nona masuk ke mobil? Haruskah kita menunggu sebentar lagi? Atau apakah aku harus menelponnya?” Tanya Brian Pearce sang sopir yang khawatir.“Keras kepala…” Mark Tremont melihat kearah bayangan lemah dari kaca spion dengan rasa jengkel. Dia sudah menunggu selama dua menit dan memberinya kesempatan.Saat Arianne tiba di sekolah, Tifanny Lane terlihat kaget melihat Arianne basah kuyup.“Apa yang kau lakukan? Apakah kau mengendarai sepedamu saat sedang turun salju seperti ini ? Apakah kau gila? Ayolah, sarapan masih hangat. Cepatlah makan!”Arianne mengambil susu dan roti yang Tifanny berikan padanya dengan senyuman, warna kemerahan muncul dari bibirnya yang pecah-pecah.Tiffany menarik nafas dalam. “Apakah orang tuamu tidak peduli padamu? Mereka tidak k
Leer más
Bab 4 Datang lah Ke Kamarku Malam Ini
Dekan yang ada di sampingnya tersenyum. “Tuan Tremont, apa yang kau maksud itu… Will Sivan? Kau mungkin sudah pernah mendengar tentang dia, dia adalah salah satu dari tuan muda dari keluarga Sivan. Dia sedang di tahun pertama sekarang. Mereka bertiga biasanya selalu bersama-sama.”“Mulai besok, aku tidak mau melihatnya lagi di Universitas Southline. Oh tidak, maksudku aku tidak ingin melihatnya lagi di seluruh ibukota.” ucap Mark Tremont dengan datar sebelum berbalik badan dan pergi.Setelah beberapa langkah, dia berhenti. “Dan aku akan sepenuhnya mensponsori Arianne, tapi secara diam-diam dan jangan sampai orang tahu bahwa akulah sponsornya.”Dekan langsung menganggukan kepalanya.“Baiklah, baiklah. Semoga harimu menyenangkan tuan”-----Setelah sekolah telah usai, Arianne Wynn menyeret badannya yang lesu sambil mendorong sepedanya ke gerbang kampus, dia berdiri disana untuk menunggu Will Sivan karena dia ingin mengembalikan syalnya.“Ari, apa kau sedang menunggu Will? Dia suda
Leer más
Bab 5 Tunggu Aku
Sepasang lengan tiba-tiba menangkapnya dan menariknya. Arianne hampir bisa merasakan kelembaban dari tubuh yang baru saja selesai mandi itu, dia juga bisa mencium wangi dari sabun mandi yang dipakai Mark Tremont.Tangannya memegang dada Mark, tanpa dia sadari tangannya gemetar.Tangan Mark yang tadi melingkari pinggulnya seketika terlepas.“Enyahlah.”Entah mengapa, suaranya agak sedikit serak. Arianne tidak mengerti apa yang membuat Mark Tremont kesal padanya lagi maka dia pun pergi meninggalkan kamar Mark Tremont.Saat dia sampai di gudang, dia kemudian merasa menyesal karena dia lupa menanyakan soal Will Sivan. Mengingat apa yang baru saja terjadi barusan membuatnya mengurungkan niatnya untuk mendatanginya lagi. Keesokan harinya, pagi pun tiba, Mary datang ke gudang dengan segelas air minum.“Ayo Ari bangun, minumlah obat ini.”Arianne merasa bingung. Mary tidak tahu kalau dia masuk angin. Selain itu, bagaimana Mary berani memberikannya obat tanpa seizin Mark Tremont?Untu
Leer más
Bab 6 Beriringan, Bersamamu Aku Akan Menua
Ada sekejap saat Arianne melihat bayangan Will dibalik Tiffany. Ketiganya saling mengenal dengan baik sampai-sampai nada suara dan ekspresi Tiffany Lane bisa sangat menyerupainya.Arianne terhenyak. Ia tertegun, tidak tahu harus menjawab apa.Tiffany melambaikan tangan kearahnya dengan tersenyum.“Baiklah, misiku sudah selesai. Apapun yang perlu kau ucapan, sampaikan pada Will sendiri! Hati-hati di jalan pulang, sampai jumpa besok!”Dia masuk ke dalam mobilnya dan berlalu pergi, meninggalkan Arianne yang terdiam dalam waktu lama, apa yang baru saja diucapkan Tiffany terus berulang dipikirannya...Saat Arianne tiba di area rumah Tremont, waktu telah menunjukan lewat dari pukul delapan malam. Dia perlahan membuka kotak hadiah untuk melihat bahwa Tiffany telah memberikannya sebuah kalung, sementara Will telah memberikannya sebuah gelang. Di dalam kotak hadiah dari Will terdapat sebuah catatan yang tertulis, ‘Beriringan, bersamamu aku akan menua’.Tersipu, Arianne menyembunyikan hadiah-had
Leer más
Bab 7 Berikan Tanganmu
Mata Arianne Wynn terbelalak kaget. Baru saat itu dia sadar bahwa sebelum dia tiba, Mark telah minum cukup banyak. Tegukan kecil tadi tidak bisa mewakili bau alkohol yang merebak darinya saat ini.ciuman Mark Tremont sangat kuat dan ganas, menyesakkan nafas Arianne sedikit demi sedikit. Saat ia akan berkeliat untuk mencari udara, Mark akhirnya melepasnya.“Makan malamnya mulai dingin!” Arianne berseru panik.Mark Tremont adalah orang yang berbeda saat ia mabuk, dibandingkan dengan ketika dia sadar. Saat dia mabuk, perlahan sifat aslinya keluar, namun selama sadar dia adalah pria yang lemah lembut yang digemari semua orang.Arianne menyadari hal ini. Dia merasa takut dan gentar, diiringi dengan pesan dari Will Sivan yang disampaikan oleh Tiffany Lane terus terulang dipikirannya - ‘Aku menyukaimu. Tunggu aku kembali. Kau harus menungguku.’Mark Tremont mendorongnya jatuh ke atas ranjang besar dibelakangnya.“Dua jam lagi. Sayang sekali jika dihabiskan dengan makan malam.”Dia sedang memb
Leer más
Bab 8 Dia Yang Meninggalkan Kesan Terdalam
Tangan Arianne mengayun ke arah lehernya, bersungut. Dia samar-samar mengingat bahwa Mark Tremont telah menciuminya di bagian itu, dia pasti telah meninggalkan bekas.Tidak seperti Arianne yang bingung, Mary tampak gembira.“Ari, sahkan saja dengan tuan jika dia menyukaimu. Kau akan mendapatkan roti bakar favoritmu seumur hidup dan dia juga tampan. Aku rasa tidak ada yang kau tidak setuju dengannya, lagipula kau telah bersama dengannya selama sepuluh tahun.”Arianne menghindar dari membahas topik itu dengan memotong ucapan Mary. “Mama Mary, aku sudah telat sekolah. Dadah!”Dia berlari keluar pintu seakan-akan dia menyelamatkan nyawanya.Menjadi pasangan Mark Tremont? Jika dia bosan setengah mati, okelah.Ketika Arianne tiba di sekolah, Tiffany Lane bergegas ke arahnya dan bermain dengan syalnya.“Sayang, kau punya selera yang unik ya. Mengapa terasa seperti tahun 70-an? Tetapi Ari selalu terlihat terbaik bagaimanapun juga. Kau terlihat keren, mungkin bahkan lebih baik jika kau mengenak
Leer más
Bab 9 Mark Tremont Telah Kembali
Ketika mereka mengumpulkan tugas itu, gurunya tersenyum mengecek melihat hasil gambarnya.“Kau menggambar Mark Tremont hah? Kau biasanya pendiam, tetapi sekarang kau sama seperti anak perempuan kebanyakan. Beberapa dari mereka juga menggambar dirinya tetapi gambarmu yang terbaik. Kau punya foto? Bagikanlah.”Guru itu adalah seorang wanita berumur tiga puluhan. Belum menikah, mudah emosi, dan tergila-gila dengan Mark Tremont, dia mengoceh tentangnya bersama murid-murid lain setiap hari.Arianne Wynn menggelengkan kepalanya. “Aku tidak punya foto…”Wajah gurunya mengkerut.“Tetapi gambarmu begitu baik? Semua itu hanya dari imajinasi? Pernahkah kau bertemu langsung dengannya? Berbaik hatilah, tunjukan aku fotonya. Gambarmu… terlihat seperti ia duduk di sekitar rumah? Foto seperti ini tidak ada di internet. Darimana kau mendapatkannya?”Tifanny Lane tidak lagi dapat menahan dirinya.“Apa yang diributkan saat ini? Dia bilang bahwa dia tidak punya foto, sudah. Kemampuan gambarnya memang sela
Leer más
Bab 10 Tidur Di Lantai Atas
Arianne Wynn gelisah seketika. Apakah dia sudah tidak lagi melakukan perjalanan bisnis? Mengapa dia tiba-tiba pulang? Ketakutan muncul dari dalam dirinya. Jika diingat, untung dia tidak ikut pergi bermain seluncur es dengan Tiffany. Hanya saja dia sedang sial karena rantai sepedanya putus...Pergi ke kamar mandi, Arianne merasa khawatir ketika ia mandi, tahu bahwa Mark pasti akan mencarinya.Dia menangkap sekelebat bayangan di sofa dari ujung matanya ketika ia keluar dari kamar mandi dan melewati ruang tengah.Mark mengenakan baju santai berwarna abu-abu muda, terlihat lebih sederhana dari setelan jas utuh yang biasa dipakai, sehingga membuatnya tidak terlihat begitu dingin. - kecuali matanya yang masih tidak ramah saat menatap Arianne.“Kemarilah.”Dengan kepala tertunduk, Arianne bergerak untuk berdiri tepat disampingnya.“Kau sudah pulang.”“...Dingin?” Mark ingin bertanya mengapa dia telat pulang, namun seluruh pertanyaannya berpadu menjadi satu kata ketika dia melihat luka di tang
Leer más