Saat sarapan keesokan paginya, Avery dan Elliot duduk di meja makan dalam diam.Avery makan telur dan roti panggang, sementara Elliot makan sereal."Terima kasih udah temuin ponselku aku tadi malam." Kata Avery, memecah keheningan di antara mereka."Aku minta maaf soal ibu aku." Kata Elliot, akhirnya mengungkapkan permintaan maaf yang selama ini mengganggunya.Pipi Avery memerah saat dia berkata, "Bukan kamu yang mukul aku. Kenapa kamu yang minta maaf?""Dia seharusnya nggak menampar wajah kamu." Kata Elliot dengan suara kaku. "Kalau ada yang menyentuh wajahmu, aku akan—"Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Avery mengangkat tangannya dan dengan lembut membelai pipinya.Sangat mengejutkan, kulitnya terasa halus dan nyaman di jari-jarinya.Mata Elliot membara dan jakunnya menggelinding di tenggorokannya, sementara tangannya sedikit gemetar di sekitar gelas susunya."Oke, kita impas." Kata Avery sambil menarik tangannya dan menundukkan kepalanya untuk menghirup tehnya.Ja
Jika Ben mengatakan ini sewaktu mereka masih di rumah, Avery tidak akan pernah masuk ke mobilnya."Tuan Schaffer, aku tahu kamu semua ingin yang terbaik untuk Elliot—" Avery mulai berkata."Apa maksud kamu? Apa kamu nggak pernah dapat hadiah dari teman-temanmu?" Ben menyela sambil tersenyum. "Elliot selalu kasih kita sesuatu, saat kita ulang tahun.""Jadi, kamu nggak kasih dia hadiah, cuma karena dia menyuruhmu untuk nggak melakukan itu? Itu cuma nunjukin kalau kamu nggak lihat dia sebagai teman sama sekali, tapi sebagai bos." Kata Avery. "Aku nggak sangka kamu harus menyeret aku ke dalam ini. Kalau aku terima hadiah darimu atas nama dia, itu akan sama dengan aku menerima hadiah dari dia. Kalau itu masalahnya, aku pasti nggak akan bisa tega marah sama dia, kalau nanti dia akan bikin aku marah."Ben bingung.Tega untuk marah sama dia?Bagaimana tepatnya Avery memperlakukan Elliot setiap hari?Ben mulai curiga, bahwa bosnya ternyata punya sisi masokis."Kamu harus cari ide yang l
Avery terganggu, sampai sebuah pikiran tiba-tiba muncul di kepalanya."Apa Elliot ada hubungannya dengan apa yang terjadi dengan Cole Foster?" Dia bertanya.Ben tercengang."Menurut kamu, kenapa dia mesti lakuin itu? Bukannya Cole Foster yang bikin diri dia sendiri bermasalah dengan perjudiannya? Apa hubungan dia sama Elliot?"Avery meneguk air, lalu berkata, "Elliot bilang, dia yang rencanain itu semuanya. Dia bahkan minta aku berlutut untuk memohon ke dia demi Cole."Ben kehilangan kata-kata.Dia mengambil segelas airnya sendiri dan meminumnya, lalu berkata, "Kalian ngapain, sih? Pasangan macam apa yang selalu berantem ... ternyata kalian berdua melakukannya semua ini dengan sengaja. Apa kalian berdua bahagia yang selalu bertarung satu sama lain?!"Tentu saja, Avery menolak untuk mengakuinya."Aku nggak punya hobi aneh-aneh. Dia yang selalu memprovokasiku.""Bener! Aku yakin Elliot juga merasakan hal yang sama!""Itulah kenapa kita nggak akur." Kata Avery, meneguk air lagi.
Avery yakin bahwa mereka tidak membeli kalung ini di pagi ini.Kok, bisa sekarang ini ada di depannya?Dia berjalan keluar dari kamarnya dan menabrak Elliot yang sedang berjalan menuruni tangga.Dia mencoba menenangkan kegugupan di dalam dirinya dan bertanya, "Kok, bisa ada kalung ini?"Di permukaan, mungkin terlihat seperti ini tidak ada hubungannya dengan Elliot, tetapi instingnya mengatakan sebaliknya.Dia yakin Ben memberitahunya tentang hal itu.Ekspresi Elliot sedikit gelisah saat dia menjawab, "Ben yang beli."Setelah jeda, dia menambahkan, "Aku lihat harganya dan harganya terlalu murah. Nggak ada yang mau itu, jadi aku kasih aja ke kamu."Avery menyusun kata-kata di kepalanya mencoba mencari cara untuk mengembalikan kalung itu kepadanya, tetapi kata-katanya membuat pikirannya kosong.Elliot memberikan padanya karena sangat murah, sehingga tidak ada orang lain yang menginginkannya.Baik!Jika itu masalahnya, maka dia akan menerimanya!"Ayo makan malam bareng" seru El
"Kamu punya kekuatan untuk menolak." Kata Elliot."Makan saja makananmu!" kata Avery. "Bahkan kalau aku memutuskan untuk bekerja sama dengan Charlie Tierney, itu nggak berarti bahwa aku akan jatuh cinta sama dia. Kenapa kamu berpikir bahwa aku akan kasih itu ke dia? Apa aku tampak segampang itu bagi kamu?"Elliot terdiam.Avery kembali ke kamarnya setelah makan malam, membuka email Charlie dan melihat isinya.Gelombang kegelisahan melanda dirinya setelah dia selesai membacanya.Dia tidak tahu apa-apa tentang menjalankan perusahaan, tetapi dia memahami proposal Charlie dengan sangat baik.Jika mereka pergi ke arah yang disarankan, Tate Industri mungkin bisa kembali dari kebangkrutan.Jika bukan karena fakta bahwa Charlie adalah saudara laki-laki Chelsea Tierney, dia akan langsung setuju untuk bekerja sama dengannya.Avery menutup laptopnya dan berbaring di tempat tidurnya.Dia mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Tammy.[Aku tidur dengan Jun Hertz! Ugh! Kayaknya aku jatu
Jun mengangguk dan berkata, "Itu dia! Aku ketemu dia saat di luar negeri. Dia delapan tahun lebih tua dariku. Kami tetangga saat dia kuliah. Aku selalu ikut sama dia saat itu.""Kamu tetap berhubungan sama dia, padahal perbedaan usia kalian sangat jauh?" tanya Tammy."Ya! Aku selalu datang ke dia, kalau aku sedang kesusahan." Jawab Jun.Tammy melirik wajahnya dan menggoda, "Masalah macam apa yang mungkin dialami pemuda kayak kamu?""Aku mau mulai bisnis sendiri, tapi keluargaku nentang aku. Dia punya karier yang sukses. Bahkan ayah aku kagum sama dia, jadi aku butuh dia untuk bantu meyakinkan ayahku."Tammy tiba-tiba dipenuhi dengan kegembiraan."Siapa nama dia? Aku yakin aku pernah dengar tentang dia sebelumnya, kalau dia itu seorang pengusaha sukses.""Kamu mungkin pernah dengar tentang dia." Kata Jun sambil meneguk air. "Ini Elliot Foster."Mata Tammy terbelalak heran.Dia melepaskan tangan Jun dan berseru, "Dia sudah nikah?! Ya, Tuhan! Aku punya teman yang suka banget sama
Tammy dengan panik mengirim sinyal ke Avery dengan matanya, tapi yang bisa dipikirkan Avery hanyalah hubungan antara Elliot dan Jun."Nona Tate, alasan kenapa aku nggak pernah memberitahumu kalau aku kenal Elliot, karena aku nggak ingin membuat kamu merasa bermasalah." Jun mulai menjelaskan dirinya sambil tersenyum. "Kalian, kan nggak benar-benar rukun sebelum ini. Aku nggak bermaksud menyembunyikan ini dari kamu ... aku hanya benar-benar mau beli perusahaan ayahmu."Tammy memindahkan ponselnya ke bawah meja dan mengirimi Avery pesan.Tammy: [Jangan dengerin dia, Avery! Elliot Foster yang mau membeli Tate Industri! Ini ulah Elliot Foster!]Avery melirik ponselnya di atas meja dan membuka teksnya.Dia membacanya dan menatap Jun dengan dingin. "Apa kamu kasih tahu Elliot soal minatmu untuk beli perusahaanku?" Avery bertanya.Senyum hangat Jun tetap di wajahnya saat dia berkata, "Ya. aku minta pendapat dia dan dia bilang ke aku bahwa itu perlu dicoba. Seperti yang aku bilang sebelum
Jika dia bisa memutar kembali waktu, Elliot tidak akan mengubah apa pun.Dia tidak sempurna.Inilah penampilan Avery dalam hidupnya yang membuatnya memutuskan untuk mencoba mengkritik, menelaah dan mengoreksi perilakunya sendiri.Jika bukan karena pertengkaran dan kesalahpahaman mereka yang terus-menerus, perasaannya terhadapnya tidak akan berakar dalam di hatinya.***Tammy menyusul Avery di luar restoran dan meraih lengannya."Aku nggak percaya kamu nikah dengan Elliot Foster, Avery! Ini berita besar!" seru Tammy saat kepalanya pusing karena kemeriahan acara malam itu.Avery, di sisi lain, merasa seperti ada gumpalan yang tersangkut di tenggorokannya."Kamu lihat sendiri. Dia cuma main-main sama aku.""Jun bilang, dia cuma mau bantu kamu, tapi terlalu malu untuk itu.” Kata Tammy.Dia nggak berpikir bahwa hal-hal ini menuntut reaksi seburuk itu dari Avery."Ayo, kembali ke dalam, Avery! Kita harus mendengarkan penjelasannya ...."Avery melepaskan cengkeraman Tammy. Nada su