Avery yakin bahwa mereka tidak membeli kalung ini di pagi ini.Kok, bisa sekarang ini ada di depannya?Dia berjalan keluar dari kamarnya dan menabrak Elliot yang sedang berjalan menuruni tangga.Dia mencoba menenangkan kegugupan di dalam dirinya dan bertanya, "Kok, bisa ada kalung ini?"Di permukaan, mungkin terlihat seperti ini tidak ada hubungannya dengan Elliot, tetapi instingnya mengatakan sebaliknya.Dia yakin Ben memberitahunya tentang hal itu.Ekspresi Elliot sedikit gelisah saat dia menjawab, "Ben yang beli."Setelah jeda, dia menambahkan, "Aku lihat harganya dan harganya terlalu murah. Nggak ada yang mau itu, jadi aku kasih aja ke kamu."Avery menyusun kata-kata di kepalanya mencoba mencari cara untuk mengembalikan kalung itu kepadanya, tetapi kata-katanya membuat pikirannya kosong.Elliot memberikan padanya karena sangat murah, sehingga tidak ada orang lain yang menginginkannya.Baik!Jika itu masalahnya, maka dia akan menerimanya!"Ayo makan malam bareng" seru El
"Kamu punya kekuatan untuk menolak." Kata Elliot."Makan saja makananmu!" kata Avery. "Bahkan kalau aku memutuskan untuk bekerja sama dengan Charlie Tierney, itu nggak berarti bahwa aku akan jatuh cinta sama dia. Kenapa kamu berpikir bahwa aku akan kasih itu ke dia? Apa aku tampak segampang itu bagi kamu?"Elliot terdiam.Avery kembali ke kamarnya setelah makan malam, membuka email Charlie dan melihat isinya.Gelombang kegelisahan melanda dirinya setelah dia selesai membacanya.Dia tidak tahu apa-apa tentang menjalankan perusahaan, tetapi dia memahami proposal Charlie dengan sangat baik.Jika mereka pergi ke arah yang disarankan, Tate Industri mungkin bisa kembali dari kebangkrutan.Jika bukan karena fakta bahwa Charlie adalah saudara laki-laki Chelsea Tierney, dia akan langsung setuju untuk bekerja sama dengannya.Avery menutup laptopnya dan berbaring di tempat tidurnya.Dia mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Tammy.[Aku tidur dengan Jun Hertz! Ugh! Kayaknya aku jatu
Jun mengangguk dan berkata, "Itu dia! Aku ketemu dia saat di luar negeri. Dia delapan tahun lebih tua dariku. Kami tetangga saat dia kuliah. Aku selalu ikut sama dia saat itu.""Kamu tetap berhubungan sama dia, padahal perbedaan usia kalian sangat jauh?" tanya Tammy."Ya! Aku selalu datang ke dia, kalau aku sedang kesusahan." Jawab Jun.Tammy melirik wajahnya dan menggoda, "Masalah macam apa yang mungkin dialami pemuda kayak kamu?""Aku mau mulai bisnis sendiri, tapi keluargaku nentang aku. Dia punya karier yang sukses. Bahkan ayah aku kagum sama dia, jadi aku butuh dia untuk bantu meyakinkan ayahku."Tammy tiba-tiba dipenuhi dengan kegembiraan."Siapa nama dia? Aku yakin aku pernah dengar tentang dia sebelumnya, kalau dia itu seorang pengusaha sukses.""Kamu mungkin pernah dengar tentang dia." Kata Jun sambil meneguk air. "Ini Elliot Foster."Mata Tammy terbelalak heran.Dia melepaskan tangan Jun dan berseru, "Dia sudah nikah?! Ya, Tuhan! Aku punya teman yang suka banget sama
Tammy dengan panik mengirim sinyal ke Avery dengan matanya, tapi yang bisa dipikirkan Avery hanyalah hubungan antara Elliot dan Jun."Nona Tate, alasan kenapa aku nggak pernah memberitahumu kalau aku kenal Elliot, karena aku nggak ingin membuat kamu merasa bermasalah." Jun mulai menjelaskan dirinya sambil tersenyum. "Kalian, kan nggak benar-benar rukun sebelum ini. Aku nggak bermaksud menyembunyikan ini dari kamu ... aku hanya benar-benar mau beli perusahaan ayahmu."Tammy memindahkan ponselnya ke bawah meja dan mengirimi Avery pesan.Tammy: [Jangan dengerin dia, Avery! Elliot Foster yang mau membeli Tate Industri! Ini ulah Elliot Foster!]Avery melirik ponselnya di atas meja dan membuka teksnya.Dia membacanya dan menatap Jun dengan dingin. "Apa kamu kasih tahu Elliot soal minatmu untuk beli perusahaanku?" Avery bertanya.Senyum hangat Jun tetap di wajahnya saat dia berkata, "Ya. aku minta pendapat dia dan dia bilang ke aku bahwa itu perlu dicoba. Seperti yang aku bilang sebelum
Jika dia bisa memutar kembali waktu, Elliot tidak akan mengubah apa pun.Dia tidak sempurna.Inilah penampilan Avery dalam hidupnya yang membuatnya memutuskan untuk mencoba mengkritik, menelaah dan mengoreksi perilakunya sendiri.Jika bukan karena pertengkaran dan kesalahpahaman mereka yang terus-menerus, perasaannya terhadapnya tidak akan berakar dalam di hatinya.***Tammy menyusul Avery di luar restoran dan meraih lengannya."Aku nggak percaya kamu nikah dengan Elliot Foster, Avery! Ini berita besar!" seru Tammy saat kepalanya pusing karena kemeriahan acara malam itu.Avery, di sisi lain, merasa seperti ada gumpalan yang tersangkut di tenggorokannya."Kamu lihat sendiri. Dia cuma main-main sama aku.""Jun bilang, dia cuma mau bantu kamu, tapi terlalu malu untuk itu.” Kata Tammy.Dia nggak berpikir bahwa hal-hal ini menuntut reaksi seburuk itu dari Avery."Ayo, kembali ke dalam, Avery! Kita harus mendengarkan penjelasannya ...."Avery melepaskan cengkeraman Tammy. Nada su
"Seandainya waktu bisa aku putar ulang Bu." gumam Avery. "Aku nggak peduli kalau kita miskin.""Apa pun yang terjadi, melarikan diri bukanlah solusi." Kata Laura sambil duduk di sebelah putrinya. "Kalau kamu nggak bisa tangani perusahaan ayah kamu, biarkan saja. Akan selalu ada peluang untuk menghasilkan uang, tapi kamu nggak bisa melupakan studimu."Avery melirik ibunya dan membelai kerutan di wajahnya, lalu berkata, "Aku nggak akan lari. Aku cuma agak capek.""Istirahat kalau capek. Udah makan malam?"Avery menggelengkan kepalanya."Aku siapin kamu makanan, ya." Kata Laura, lalu berjalan ke dapur.Pukul delapan malam, Avery masuk ke kamarnya untuk beristirahat, sementara Laura pergi untuk membuang sampah.Mulai hujan.Ini tidak deras, tetapi gerimis terus-menerus.Laura tidak bisa berjalan kembali ke atas untuk mengambil payung, jadi dia menerjang hujan dan berlari menuju tempat sampah.Dia membuang sampah ke tempat sampah dan berbalik kembali ke apartemen.Saat itulah dia
"Terus aku gimana?" Avery berkata sambil meletakkan teh di meja dapur, lalu berjalan kembali ke kamar. "Dia nggak pernah memperlakukan aku dengan hormat, bahkan nggak hanya untuk sehari.""Kalian berdua dari dunia yang sama sekali berbeda. Dapat dimengerti kalau dia sedikit angkuh sama kamu." Kata Laura. "Lupain masa lalu dia. Fokus pada siapa dia sekarang dan siapa dia di masa depan ...."Avery mengangkat alisnya, bingung, dan bertanya, “Kenapa ibu belain dia? Apa ibu pikir, dia tiba-tiba bisa terus membiarin aku punya anak-anak?"Laura terdiam."Aku yakin dia punya alasan untuk nggak mau anak." Katanya setelah jeda singkat. "Aku pikir, fakta bahwa dia bersedia menahan harga dirinya dan datang ke sini untuk minta maaf kepadamu adalah tanda bahwa dia peduli sama kamu."Avery menutupi telinganya dengan tangannya dan berkata, "Aku mau tidur. Kepala aku sakit."Melihat penolakannya yang tegas, Laura tidak bisa berkata apa-apa lagi.Dia berjalan keluar ruangan dan berencana turun ke
Kenyataannya akhirnya menghantam Jun."Terus gimana sekarang? Apakah Elliot harus pergi dan memohon pengampunannya?""Aku akan melihat itu sepulang kerja." Kata Chad."Apa aku ajak pacarku temuin Avery?""Siapa pacar kamu?"Jun berdeham dan berkata, "Dia sahabat Avery ... dia yang ceritain segalanya kepada Avery. Aku bersumpah ... kalau aku nggak begitu suka dia, aku akan putus sama dia tadi malam!"Chad menghela napas dan berkata, "Kamu sangat pandai cari pacar.""Aku ditipu. Gimana aku bisa tahu kalau mereka sangat pintar?""Sepertinya kita harus tutup mulut di depanmu mulai sekarang. Kamu bukan lagi salah satu dari kami.""Aku akan pastikan ini berhasil!" kata Jun dengan getir. "Demi Elliot!"***Malam itu, Ben dan Chad tiba di rumah Foster untuk menemui Elliot."Tuan Elliot pulang sekitar pukul lima pagi …pengawalnya mengatakan bahwa tuan menghabiskan malam di bawah hujan di luar rumah ibu Nyonya Avery. Mereka baru berhasil membawanya pulang setelah Tuan Elliot pingsan