Bagian 44

Rima tercenung sendiri seraya menatap pemandangan di balik kaca jendela, sudah dua hari ini ia terserang sakit, semalam sampai menggigil dengan panas hampir 40 derajat.

"Sudah membaik sekarang, Mba?" ucap Nia mengagetkan. Rima langsung melihat ke arah sumber suara.

"Sejak kapan kamu datang, Nia?"

"Mungkin sekitar sepuluh menit aku berdiri di balik pintu sana, tidak ada jawaban. Jadi maaf aku langsung masuk saja."

"Tidak apa-apa, Nia."

"Apa yang sedang dipikirkan, Mba? Jangan memaksa otak untuk banyak berpikir, Mba juga kan sedang sakit, harus banyak istirahat."

Rima mengangguk pelan.

"Aku bisa jadi teman untuk bercerita kalau Mba mau, " lanjut Nia.

"Beberapa waktu ini memang ingatanku sering pergi ke masa lalu, kilasan balik rasa sakit sesekali muncul. Juga rindu."

"Sama Mas Alan?" tanya Nia begitu saja.

Rima tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Bukan, aku dan Mas Alan tidak terikat lagi dengan masa lalu. Melihat dia bersama Syahra entah kenapa membuat hatiku senang."

"Lalu?"

"Aku
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo