Masih ada banyak anggur di gelasnya dan nasi di mangkuknya.Jika dia tidak muncul, dia tidak akan mau pergi."Kalian berdua nikmati aja makanan kalian. Aku akan pergi." Begitu dia menyelesaikan kalimatnya, dia meregangkan kakinya yang panjang dan berjalan pergi.Ben segera mengikutinya dengan gelas anggur masih di tangan. "Elliot! Tunggu aku!"Tammy mengacungkan jempol kepada Avery, "Avery, kamu tetap yang terbaik."Avery memberinya tatapan polos, "Dia mau pergi.""Hahaha! Aku rasa dia masih punya perasaan sama kamu." Tammy mengambil gelasnya dan mendentingkannya ke gelas Avery. "Matanya. Cintanya sama kamu jelas kelihatan di dalamnya.""Tammy, kamu harus kurangi menonton drama. Kamu bisa jadi lebih bodoh karena terlalu banyak nonton.""Bukannya kamu bilang, kamu begadang tadi malam untuk menonton drama?""Aku nggak bilang aku nonton drama idola." Avery meminum anggurnya dan melanjutkan perlahan, "Aku cuma menjalani hidupku. Aku nggak akan kasih tempat pria dan cinta-cintaan l
"Aku nggak kenal dia," Shea menunjukkan ketidaksukaannya pada Zoe. "Aku belum pernah lihat dia ... aku nggak kenal dia ....""Kamu pingsan dan kamu dibawa ke rumah sakit. Jadi, kamu belum pernah lihat dia sampai sekarang," jelas Elliot.‘Pingsan?’ dia berpikir.Shea berteriak, "Nggak! Nggak!"Hal terakhir yang dia ingat adalah wajah Avery.Dia berbaring di tempat tidur karena demam, dan Avery telah berbicara dengannya.Dia tidak bisa mengingat apa yang telah dikatakan.Namun, dia samar-samar mengingat mata lembut dan suara lembut Avery. Itu sangat menghiburnya.Ledakan emosionalnya menyebabkan kepalanya berdenyut dan air mata mengalir dari matanya. Rasanya kepalanya hampir seperti terkoyak."Shea, apa itu sakit? Tutup mata kamu dan jangan memikirkan apa pun. Apabila kamu tidur, ini nggak akan terlalu sakit." Elliot menyeka air mata di wajahnya dengan tisu lalu menepuk pundaknya, membujuknya untuk tidur.Dia baru saja menjalani operasi otak dan membutuhkan lebih banyak istirah
Ben menarik lengan Elliot dan mereka berjalan menuju pintu darurat."Elliot, kamu jelas masih peduli sama Avery. Kenapa kamu selalu bertindak nggak rasional? Ini, Shea. Nggak peduli seberapa cantik dia, apa kamu yakin dia bisa dibandingkan dengan Avery?" Ben ingin Elliot sadar akan kenyataan."Nggak ada yang lebih penting dari Shea!" Elliot berteriak dengan tajam."Apakah Avery menceraikanmu karena ini?" Ben bertanya padanya."Ya!""Kalau itu masalahnya, Avery nggak salah! Apa yang buat kamu sedih? Kamu lah yang mengecewakan dia!" Ben jarang berbicara dengannya secara paksa. "Sebagai teman kamu, aku nggak akan menilaimu dari siapa kamu memilih untuk jatuh cinta. Aku cuma mau kamu—""Kalau begitu seperti Avery, kamu juga harus pergi!" kata Elliot, memotongnya. "Aku nggak perlu orang luar ikut campur dalam urusan pribadi aku!"Dia menggunakan kata 'orang luar'.Ben menghela napas berat.Lupakan!Jika dia memilih untuk terobsesi dengan wanita itu, dia akan menyesalinya nanti!A
Dia menggendong seorang gadis kecil di satu tangan dan ada satu lagi di lengannya yang lain!Dia mulai meragukan dirinya sendiri.Wajah Avery tidak terlihat jelas dalam rekaman pengawasan.Dia curiga bahwa wanita yang mirip Avery ini bukan Avery!Kalau tidak, mengapa dia memiliki dua anak di sisinya?Avery tidak punya anak!Dia menonton video pengawasan beberapa kali.Semakin kecurigaannya tumbuh, semakin dia terjaga!Dia menyalin video pendek dan menutup buku catatan.Terlalu dini baginya untuk mengkonfirmasi identitas wanita dan anak-anak itu.Saat fajar menyingsing, dia akan bertanya pada Avery sendiri!Pukul enam pagi, Shea bangun.Ketika dia bangun, dia turun dari ranjang rumah sakit.Dia berjalan ke sisi ranjang pendamping, mengulurkan tangan, dan menarik tangan besar Elliot."Kakak ... kakak ...,."Elliot tiba-tiba membuka matanya yang merah."Kakak, ayo pergi." Shea tidak ingin tinggal di rumah sakit; dia ingin pergi dari tempat ini.Elliot segera bangkit.Dia
Avery merasa sesak napas, seolah-olah seseorang mencekiknya. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa kedua anaknya akan pergi ke rumah sakit untuk mencarinya. Selain itu, dia tidak menyangka Rumah Sakit Elizabeth bisa memberikan rekaman keamanan ketika mereka telah berjanji kepadanya bahwa mereka tidak akan melakukannya.Elliot selalu menjadi orang yang mencurigakan. Avery tahu Elliot akan menyelidiki orang yang membawa Shea ke rumah sakit. Namun, ada satu hal yang tidak akan diketahui. Shea dibawa ke rumah sakit sehari sebelum kemarin, bukan kemarin. Oleh karena itu, tidak peduli berapa banyak rekaman keamanan kemarin yang Elliot tonton, dia tidak akan melihat bahwa Avery adalah orang yang membawa Shea ke rumah sakit."Elliot, kita sudah cerai. Bukan urusan kamu apa aku ada di Rumah Sakit Elizabeth kemarin atau berapa banyak anak yang aku bawa atau aku gendong." Kata Avery dengan suara tegas setelah menenangkan dirinya."Mereka bukan anak-anakmu. Aku nggak akan pernah bisa pu
Itu adalah cara terbaik untuk menghindari Zoe meminta pembayaran jenis lain. Memberikan sejumlah besar uang adalah solusi terbaik.Zoe terkejut, "Tuan Foster, tolong jangan. Kondisi Shea butuh lebih dari satu operasi. Kamu harus tahu bahwa meski kecerdasannya sudah meningkat, itu cuma meningkat sedikit. Setelah dia pulih dari operasi ini, kalau kamu mau. Untuk terus memberinya perawatan, mungkin ada operasi kedua, ketiga, atau lebih nanti."Saat Elliot mendengarkan penjelasan Zoe, dia tetap diam. Zoe ada di sini untuk cuti tahunan. Dia mungkin tidak punya banyak waktu nanti"Dokter Sanford, apa rencana masa depan kamu untuk kareirmu?" Elliot bertanya.Tanpa ragu, Elliot ingin melanjutkan perawatan untuk Shea. Jika IQ-nya memungkinkan dia untuk menjaga dirinya sendiri, itu akan menjadi yang terbaik.Zoe mengerti mengapa Elliot mengajukan pertanyaan seperti itu. Dia ingin terus merawat Shea, tetapi Zoe mungkin tidak punya waktu untuk tinggal di Avonsville nantinya.Zoe menjawab, "T
Avery memijat pelipisnya dengan jari-jarinya. Dia berpikir bahwa dia tidak akan terpengaruh oleh urusannya lagi setelah bercerai. Jadi mengapa hatinya masih terasa sakit? Karena Elliot sangat peduli pada Shea, mengapa dia tidak bisa fokus pada Shea dan bersama Shea selamanya?Setelah memikirkannya, Avery menemukan jawabannya dengan sangat cepat. Dia tidak peduli wanita mana yang bersamanya. Dia hanya tidak bisa menerima bahwa dia adalah bajingan seperti itu. Sulit untuk mengakui bahwa dia jatuh cinta dengan bajingan karena itu akan membuatnya mempertanyakan dirinya sendiri tentang pilihannya pada pria."Avery, kamu baik-baik aja?" tanya Tammy cemas, "Seharusnya aku nggak kasih tahu kamu. Tapi kalau aku nggak kasih tahu kamu, kamu akan tetap tahu juga nantinya.""Aku baik-baik aja." Kata Avery sambil mengambil segelas air dan meminumnya."Itu pilihan dia. Asal dia senang." Lanjut Avery."Kata Jun itu permintaan dari Zoe. Perawatannya cukup efektif. Elliot mau bayar tapi dia nggak m
"Makan malam sudah siap. Ayo cuci tangan kalian." Kata Laura sambil berjalan keluar dari dapur.Avery segera membawa kedua anaknya untuk mencuci tangan.Saat itu pukul 21.00 malam. di kamar anak-anak. Hayden membuka matanya saat dia bertanya-tanya tentang apa yang dikatakan Avery sebelum makan malam."Layla." Hayden memanggil adiknya."Hayden, kamu masih bangun juga? Aku takut. Elliot tampan banget, tapi dia orang jahat. Hiks, hiks, hiks. Kenapa dia mau cekik kita?" Layla mengulurkan tangannya berharap kakaknya akan memeluknya sehingga dia merasa aman.Hayden memberi tahu Layla spekulasinya, "Mungkin dia ayah kita.""Apa?" Layla berteriak kaget."Layla, kita harus ambil tindakan sendiri. Kita harus temuin kebenaran dia." Hayden memutuskan dengan sebuah rencana."Apa yang harus kita lakukan, Hayden?" Layla bertanya sambil menatap Hayden dengan mata bulatnya yang besar."Tidur dulu." Kata Hayden.***Keesokan paginya, Internet Grup Sterling rusak. Tim keamanan jaringan mulai m