Bab 129. Harusnya Kita Bersatu

"Papi ...!" teriak Amelia menyambut kami. Ditemani Wisnu, mereka menunggu kami di depan pintu rumah.

Amelia berhambur memeluk Papinya dan Wisnu langsung menghampiriku.

"Ma, Papi tidak apa-apa, kan?" tanya Wisnu sambil menggandeng tanganku.

"Ayo kita masuk dulu. Ceritanya di dalam," ucap Mas Suma menarik kami. Amelia masih lengket menggelendot di lengannya.

"Mas Suma, bersih-bersih dulu. Hilangkan bekas kotoran tadi," ucapku dengan mendorongnya masuk ke kamar. "Kalian tunggu sebentar, nanti Papi ke sini lagi. Amelia, tolong kasih tahu Bik Inah hangatkan bubur kacang hijau tadi. Nanti kita makan bersama."

"Baik, Ma."

*

"Mas Suma, harus bersih-bersih badan. Saya tidak mau ada bekas Catherine di sana," ucapku sambil menyerahkan kantong plastik besar ke arahnya.

"Untuk apa ini?"

"Taruh yang Mas Suma pakai di sini. Saya tidak mau melihatnya, lagi."

Tanpa melihatnya, aku berbalik menuju almari menyiapkan baju bersih untuknya. Rasa kesal masih lekat di hatiku. Mengingat keadaannya tadi deng
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo