Belum sempat Renata menjawab suara Serena sudah terlebih dahulu terdengar."Dokter, saya sedang sakit dan Kinanti barusan mencari makan sendiri sampai sekarang belum pulang, saya khawatir," ujar Serena tanpa tahu siapa yang kini menerima panggilan nya.Beberapa hari ini Adam tidak bisa di hubungi, sehingga Serena bingung, dan saat panggil terhubung mulutnya langsung berujar dengan tidak sabar."Kinanti?!" Tanya Renata.Seketika itu tiba-tiba ponsel Adam mati kehabisan baterai."Kenapa dia menyebut Kinanti, apa hubungannya Adam dan Kinanti."Renata mengambil ponselnya dan menghubungi Dokter Zidan."Halo Dok," kata Renata setelah panggilan terhubung."Ya Ibu Renata ada yang bisa di bantu?" Tanya Dokter Zidan di sebrang."Apa anda menghubungi suami saya dan memintanya ke rumah sakit?" Tanya Renata dengan perasaan was-was."Tidak, beberapa hari ini Dokter Adam sudah mengatakan bahwa dia berlibur bersama istrinya dan semua di serahkan pada saya," jelas Dokter Zidan dengan sebenarnya."Baru
Perlahan kaki Renata melangkah masuk, kedua tangannya menggantung terkepal erat, seiring emosi dan air mata yang mulai membuncah."Apa ini?" Lirih Renata dengan perasaan hancur, "kau memanggil suami ku siapa tadi?" Renata berharap telinganya salah mendengar, hingga ia ingin Kinanti mengulangi lagi."Jawab!!!" Kinanti terdiam, tidak ada kalimat penjelasan untuk semua ini. Sekeras apapun berusaha membela diri tidak mungkin bisa di anggap benar."Dasar wanita rendahan!"Plakkk!!!Tangan Renata langsung menampar wajah Kinanti, kali ini Renata menyaksikan sendiri antara suaminya dan juga seorang wanita yang dulu menjadi pengasuh keponakan nya.Renata sudah merasa ada yang tidak beres pada Adam, dan ternyata Kinanti adalah alasannya. Bahkan waktu yang di luangkan Adam juga sudah tidak seperti dulu lagi, Renata tidak bisa lagi diam saat semua bukti mengarah pada Kinanti yang menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya."Renata."Adam tidak tahu harus membela siapa, ia menginginkan Kinanti. Ak
Sampai di rumah Renata langsung berlari menuju kamarnya, meluapkan kekecewaan menusuk tajam tanpa belas kasih. "Kau jahat Adam!!!"Renata melempar semua benda yang ada di dekatnya, kamarnya sudah seperti kapal pecah. Sejak kembalinya dari rumah Kinanti, Renata meluapkan emosi nya di kamarnya sendiri, kamar bersama Adam tempat melepaskan lelah."Mana janji mu dulu?!! Kalau untuk kau sakiti mengapa kau nikahi aku, kalau kau mencintai nya, menginginkan dia kenapa menjadikan aku istri mu, menjadikan aku ratu satu-satunya di hatinya!!!"Renata seperti orang gila, berbagi cinta dengan wanita lain membuatnya jatuh pada jurang luka teramat dalam.Tidak pernah terpikirkan memiliki suami dengan dua istri, memberikan dirinya seorang madu tak lain orang yang sangat di kenali-nya."Di mana perasaan mu? Jawab aku, apa kau tidak mencintai ku?!!" Teriak Renata."Aku mencintaimu Renata, tolong maafkan aku," pinta Adam berusaha menggapai tangan Renata.Renata menepis tangan Adam, merasa benci karena ta
Permasalahan semakin rumit, bahkan tanpa ada titik terang. Renata masih saja menghampiri Kinanti, bahkan memperingati agar tidak lagi meminta Adam untuk menemuinya."Jangan pernah kau meminta suami ku menemui mu lagi, kau itu bukan siapa-siapa dan kau hanya parasit dalam rumah tangga kami!"Renata tidak puas setelah semalam menghina Kinanti saat memergoki keduanya, pagi ini sebelum Adam bangun dari tidurnya ia sudah terlebih dahulu menghampiri Kinanti."Kau lihat tadi malam, bahkan dia tidak membela mu sama sekali karena, dia sadar kau hanya sebuah kesalahan!" Papar Renata lagi penuh kemarahan.Kinanti hanya diam mematung di tempatnya, aktivitas pagi terasa berat. Perlahan tangannya mematikan api kompor dengan nasi goreng di atasnya.Mencoba tetap kuat demi janinnya, bertahan di atas kerapuhan tanpa ada tempat bersandar. Menerima segala hinaan dengan hati rela tanpa bantahan.Renata menatap punggung Kinanti, hatinya terlalu sakit sehingga tak mampu berpikir dengan jernih.Baginya Kina
"Aku tidak berbohong, aku berani bersumpah, dengarkan penjelasan ku dulu!" Adam berjongkok mengimbanginya Renata yang masih duduk di lantai.Flashback on.Sudah hampir satu Minggu berlalu tetapi, sampai saat ini pun Zidan tidak pernah mau membalas pesan maupun menjawab panggilan darinya.Padahal pernikahan Adam sudah esok hari, Adam, Zidan, dan Renata adalah sahabat lama bahkan semenjak duduk di bangku SMA.Keduanya memiliki kedekatan yang luar biasa, bahkan sampai kuliah di akademi kedokteran di universitas yang sama.Adam tidak tahu penyebabnya tapi, ia sangat penasaran mengenai perubahan sikap Zidan dan itu terjadi saat memberitahukan pernikahan nya dengan Renata akan segera berlangsung.Akhirnya saat malam itu Adam menghampiri Zidan ke rumahnya."Kemana saja, kau tidak bisa di hubungi, apa kau tidak akan hadir di pernikahan sahabat mu ini?" Tanya Adam saat Zidan baru saja membuka pintu rumahnya.Zidan shock tidak menyangka jika Adam menemuinya, dengan segera ia mempersilahkan Adam
Malam ini Agatha Sanjaya dan istrinya Sarah memutuskan untuk menemui Kinanti, ingin berbicara langsung.Tok tok tok!!Terdengar suara ketukan pintu, Kinanti bangun dari duduknya yakin jika itu adalah Serena yang datang dan akan menjemput dirinya.Namun, saat pintu terbuka ternyata yang datang adalah kedua orang tua Adam.Kinanti terdiam mematung bersiap menerima segala makian yang akan di terimanya lagi, semua seakan terasa hampa bahkan air mata pun sudah tidak lagi ada untuk menetes.Hatinya sudah sakit bahkan mati rasa."Boleh kami masuk?" Pinta Sarah.Kinanti berdiri ke samping, pintu masih terbuka lebar mempersilahkan Sarah dan Agatha Sanjaya untuk masuk.Sarah menatap sekeliling rumah, masih saja sama, rumah itu masih sangat berantakan Sarah tahu itu karena Renata kemarin menghancurkan semua barang-barang dalam rumah Kinanti.Sarah dan suaminya duduk di sofa tanpa di persilahkan sekalipun oleh Kinanti yang masih berdiri di depan pintu, baginya dirinya hanya menumpang di rumah ter
Semua anggota keluarga sudah tahu Adam memiliki dua istri, bahkan Agatha meminta Adam untuk adil kepada kedua istrinya. Berhari-hari Adam hanya menemani Renata terpuruk dalam luka yang sangat dalam, sehingga hari ini Adam memutuskan untuk mengunjungi Kinanti.Adam melihat pintu rumah terbuka lebar, padahal malam sudah larut, rumah masih berantakan tanpa di bersihkan.Sisa-sisa pecahan masih berserakan, sudah dua hari berlalu tetapi sampai saat ini rumah masih berantakan.Segera Adam menuju kamar, melihat keadaan Kinanti.Kamar kosong, seisi rumah kosong tak ada siapapun di sana.Adam bertanya-tanya perihal Kinanti, segera mengambil ponselnya dan menghubungi Kinanti tapi tidak satu kali pun terhubungkan.Dengan segera Adam menghubungi Serena, dan panggilan terhubung."Halo Tuan Adam," jawab Serena di sebrang."Di mana Kinanti," tanya Adam langsung tanpa ingin basa-basi."Kinanti sudah meninggal dua hari yang lalu," papar Serena."Kau jangan main-main!!!""Aku serius, seharusnya anda d
Janin dalam rahim Kinanti terlalu berharga bagi keluarga Agatha Sanjaya, Adam adalah anak laki-laki satu-satunya, artinya anak Adam adalah penerus Agatha Sanjaya yang sebenarnya setelah Adam memutuskan untuk menjadi seorang dokter dengan syarat kelak anaknya harus meneruskan perusahaan Agatha Sanjaya.Saat anak itu dewasa nanti Agatha akan mewariskan kerajaan bisnis nya, semua akan di wariskan kepada anak Adam sebagai penerusnya.Jadi, mulai saat ini Agatha akan ikut campur dalam urusan rumah tangga Adam dan Kinanti."Saat ini Kinanti berada dalam lindungan ku, siapa pun yang berani menyakiti nya artinya berhadapan dengan aku!" Papar Agatha Sanjaya.Kinanti terdiam tidak menyangka saat ini ada orang yang dapat membelanya, paling tidak sampai di sini tidak selalu berada dalam penderitaan dan tekanan dari Adam, Renata atau keluarga Adam.Adam pun tidak lagi bisa berbicara, hanya bisa mendengar takut malah Agatha menyembunyikan Kinanti tanpa bisa ditemuinya lagi.Selanjutnya Kinanti di b