"Sayang," Adam cepat-cepat memegang lengan Renata, berusaha untuk membujuk istrinya agar kembali tersenyum."Kamu ngapain perhatian sama dia?""Enggak ada yang lain selain kamu," Adam langsung memeluk Renata dengan eratnya, "ini hanya tentang pekerjaan, lalu bagaimana dengan pasien wanita lainnya di rumah sakit?" Tanya Adam.Renata mulai meredamkan rasa marahnya, kini ia mulai mengerti dengan perasaan Adam yang notabenenya seorang dokter kesembuhan pasien adalah suatu keutamaan."Kami sudah di sumpah untuk menjalankan tugas ini," ujar Adam lagi tanpa melepaskan Renata dari pelukan nya."Maaf ya, mungkin aku berlebihan," Renata merasa bersalah dan mulai memeluk Adam dengan erat.Tanpa sengaja Kinanti melewati taman, di mana Adam dan Renata tengah berpelukan dengan penuh kehangatan. Bahkan Kinanti mendengar sendiri alasan Adam barusan.Adam menatap Kinanti yang tengah menatapnya, sesaat kemudian Ki
Hari-hari terus berlalu Adam kini lebih memperhatikan keadaan Kinanti, bahkan ini sudah menjadi malam yang ke empat Adam menemani Kinanti makan malam."Kamu mau makan apa?" Kinanti tersentak saat keluar dari kamar langsung di suguhkan dengan pertanyaan.Adam tersenyum melihat reaksi Kinanti, sebenarnya Adam sudah menunggu Kinanti keluar dari dalam kamar untuk makan malam sejak tadi."Anda di sini tuan?" Pertama kalinya Kinanti bertanya pada Adam, bahkan ini kali pertama Adam mendengar Kinanti berbasa-basi."Tidak terlalu lama, saya hanya takut kau tidak minum susu dan malah makan mie instan," jawab Adam.Kinanti mengangguk mengerti."Mau makan apa?"Kinanti terdiam dan menatap Adam keinginan nya sebenarnya sangatlah sederhana, tetapi tidak tahu apakah Adam bisa mengabulkan nya atau tidak."Kau ingin sesuatu?" Tanya Adam lagi.
Hari Minggu adalah hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh para pekerja yang wajib bekerja mulai dari hari Senin sampai dengan Sabtu.Begitu juga dengan Adam.Hari ini Adam memutuskan untuk seharian berada di rumah, selain ingin bersama dengan keluarga Adam juga ingin memiliki waktu untuk memberikan sedikit perhatian pada Kinanti.Walaupun Kinanti hanyalah sebatas istri gelap Adam ingin memberikan sedikit keadilan untuk janin yang masih berada di rahim Kinanti, anak tidak bersalah yang kini menjadi korban karena kekeliruan malam itu."Renata, temani aku joging ya," pinta Adam."Sayang, aku mengantuk," Renata masih memejamkan mata dan merasa malas untuk bangun pagi ini."Ya sudah aku pergi sendiri saja ya."Setiap hari Minggu Adam selalu menyempatkan diri untuk berolahraga raga, berlari kecil mengelilingi kompleks perumahan tempat dimana ia tinggal.Banyak warga yang ti
Ting.Ponsel Kinanti bergetar, dengan perlahan tangannya bergerak mengarah pada saku celana.Kinanti menatap Ilham kembali."Kenapa?" Tanya Ilham melihat raut wajah bingung Kinanti."Mas, aku pulang dulu ya, dia menghubungi aku dan mungkin aku juga bisa meminta bercerai darinya nanti," kata Kinanti.Ilham merasa tersentuh dengan kata-kata Kinanti, senyuman bahagia Ilham tidak bisa di tutupi di iringi menganggukkan lembut."Kamu hati-hati."Kinanti bangun dari duduknya dan segera beranjak, tidak lama berselang ponselnya berdering kembali."Halo tuan." Perasaan Kinanti begitu was-was tetapi keputusan bercerai dari Adam adalah tepat, mengingat Adam juga pasti bahagia sebab tidak lagi membebaninya.Juga tidak lagi ada rasa takut di hati Adam untuk di ketahui oleh Renata, wanita yang sangat dicintai Adam."Kamu di mana?" Adam sudah kembali kerumahnya dan mengambil mobilnya, kini ia tengah
"Tu-tuan, sa-saya. Mau bicara!!"Adam tidak perduli ia terus melajukan mobilnya membelah jalan raya."Mau makan sesuatu?" Tanya Adam sekilas melirik dengan wajah datarnya.Kinanti tidak bisa berbicara saat ini, bagaimana bisa mengatakan minta talak sedangkan Adam memperlakukan nya seperti ini.Kenapa Adam bisa berubah seketika.Entah di mana Adam yang cuek dan yang biasanya Arogan seakan tidak menganggapnya istri sama sekali."Kinanti!"Adam kembali menepikan mobilnya lalu, beralih menatap istri keduanya."Tuan saya ingin bicara," kata Kinanti dengan susah payahnya."Aku tidak mau bicara dengan wanita yang tidak menghargai suaminya!" Tandas Adam."Tidak menghargai?" Kinanti bingung kesalahannya di mana dan mengapa Adam mengatakan seakan mereka adalah pasangan suami istri yang sebenarnya, bukankan menikah hanya sebuah paksaan karena keadaan."Aku tidak mau kau memanggil ku Tuan!" Tegas Adam.Kinan
Sepanjang perjalanan menuju rumah, Kinanti terus saja berdebat dengan pikirannya, pertanyaan-pertanyaan mengenai perubahan sikap Adam membuatnya sulit untuk lepas dari jerat pernikahan paksa ini."Sudah sampai Bu."Suara supir taxi membuat Kinanti tersadar dari lamunannya, seketika perlahan kaki melangkah turun.Namun, mata Kinanti melihat ada sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan mengarah pada wanita yang akan menyebrang jalanan.Dengan cepat Kinanti berlari dan berusaha menyelamatkan wanita tersebut, sekali pun sebenarnya Kinanti sudah nekat membayangkan diri dan janinnya."Awas!!!" Kinanti berseru tangannya bergerak mendorong wanita yang hampir saja terlindas mobil.Brum.Mobil melintas dengan kencang tampa perduli bahkan berlalu begitu saja."Aaaaaaa!!!!!" Teriak wanita itu bersamaan.Salah satu lengan Kinanti terkena hingga membuatnya meringis kesakitan.Renata tersada
Sesuai dengan keinginan Renata yang meminta untuk menemui Kinanti, Adam perlahan berjalan menuju kamar Kinanti yang berdekatan dengan dapur.Belum sampai Adam ke kamar Kinanti matanya sudah melihat seorang wanita di dapur sedang berusaha membuka bungkusan mie instan menggunakan sebelah tangannya.Adam segera mendekati dan mengambil alih."Eh," Kinanti tersentak dan melihat siapa orang yang tiba-tiba muncul lalu mengambilnya.Tatapan mata Adam mengarah pada Kinanti begitu tajam, kemudian tangannya meletakan bungkus utuh mie instan pada meja."Tu-tuan?""Coba ulangi!" Suara dingin Adam membuat Kinanti merasa horor, ia diam dan menunduk."Kenapa masih makan mie instan?"Kinanti kembali mendongkak menatap Adam."Jangan lagi makan ini!" Adam menunjuk mie instan yang baru saja di letakan pada meja, "mengerti?!""Tu-"Pandangan Adam yang tajam membuat Kinanti meneguk saliva.
"Nyonya Renata?!"Kinanti terkejut dengan refleks langsung terbangun saat melihat kehadiran Renata di dalam kamar nya, tunggu dulu apa Renata ingin mengusir dirinya.Adam?Kinanti mengingat semalam Adam memeluk nya erat bahkan sampai ia tertidur pulas.Apa pagi tadi Renata memergokinya dan Adam?Kinanti bingung dan mulai menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi sebab, tidak biasanya Renata datang ke kamarnya."Maaf Kinanti, saya mengganggu kamu. Tadi saya sudah bilang ke Kak Hanna kalau kamu istirahat selama beberapa hari dan di ijinkan jadi, kamu istirahat saja sampai beberapa hari ini," ujar Renata.Kinanti mengangguk lemah sesaat kemudian matanya menatap Adam menyusul masuk.Apa Adam semalam tidur dengan nya?Atau tidak?Kapan Adam keluar dari kamar nya?Kinanti tidak tahu mengapa saat Adam memeluknya erat terasa begitu hangat hingga ia tertidur pulas.Bahkan lupa kap