Bab 119

"Ya ampun Kinanti, aku ingin sekali mencekik keempat pria gila itu," Serena kembali masuk dan melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

Kinanti menatap punggung Serena yang perlahan menghilang setelah pintu kamar tertutup rapat.

Tak berselang lama ada yang kembali, Ilham kembali menemui dirinya.

Kinanti urung melangkah masuk, seketika beralih menatap Ilham.

"Ada yang ketinggalan Mas?" Kinanti menatap Ilham penuh tanya sambil menatap sekitarnya.

"Hati aku tinggal di sini," ujar Ilham.

Kinanti tersenyum mendengar gombalan Ilham dari dulu sampai kini pria tersebut, masih begitu pandai dalam mengatakan kalimat rayuan.

"Kinanti, Mas mau bicara berdua saja."

Kinanti duduk di kursi begitu juga dengan Ilham.

"Kita sudah cukup lama berpacaran, sejak masih kuliah. Dan saat ini kamu sudah bercerai, Mas masih mengharapkan kamu," segala yang tersimpan di dalam hati sudah di utarakan oleh Ilham.

Selebihnya terserah kepada Kinanti, menerima atau pun menolak.

"Mas, aku-"

"Mas, mohon Kinanti. Mas su
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo