Bab 21 Pesta Will Sivan
Mark Tremont pergi pagi-pagi sekali keesokan harinya.

Arianne Wynn sudah membongkar lemarinya tapi dia belum menemukan pakaian yang menurutnya cocok untuk dipakai ke pesta Will Sivan. Untuk pertama kalinya dia merasa ingin berbelanja. Lalu dia mengajak Tiffany dan mereka berdua pergi ke mall bersama.

Saat Arianne membayar pakaiannya, Tifanny kaget, saat dia melihat berapa total yang Arianne bayarkan. “Ari, bukankah itu terlalu mahal, aku selalu mengira kalau kau ini miskin, tapi sepertinya kau hanya berpura-pura miskin saja ya! Kau ini sebenarnya gadis yang kaya!”

Arianne enggan menyebutkan kalau uang itu dari Mark, maka dia hanya menjawab singkat, “Jangan mengada-ngada. Ayo pergi.”

Pesta nanti malam akan diadakan di villa milik keluarga Will Sivan.

Saat Arianne dan Tiffany tiba di pestanya, sudah banyak orang disana. Arianne tidak kenal dengan kebanyakan tamu disana , karena dia belum pernah bertemu mereka. Will Sivan terlihat menonjol di antara kerumunan, sehingga dengan mudah Arianne menemukannya.

“Arianne, sudah lama sekali.” Will Sivan menghampirinya dan tersenyum, mata indahnya menatapnya tanpa berkedip, membuat Arianne malu.

“Iya…. sudah lama sekali kita tidak bertemu…”

Kerumunan orang menggoda Will, “Will, ini alasan kenapa kau mengadakan pesta ini kan?”

“Iya, lalu kenapa?” balas Will dengan bercanda, Arianne menundukan wajahnya yang memerah. Jantungnya berdetak cepat….

Tiffany Lane menarik Ethan Connor dari keramaian.

“Ari, ini pacarku, Ethan Connor!”

Arianne menoleh ke atas untuk melihat Ethan.

Ethan Connor sangat menawan dengan postur tubuh yang tinggi dan wajah yang tampan. Hanya saja, sikap kaku dan sosialitanya membuat Arianne agak tidak menyukainya. Dia tersenyum simpul padanya sebelum dia didorong ke kerumunan tamu.

Penghangat ruangan di aula dinyalakan dengan suhu yang pas dan alunan musik juga cukup keras. Arianne Wynn seolah tenggelam dalam suasana saat dia memasuki aula. Dan dia dipaksa meminum minuman beralkohol.

“Kandungan alkoholnya tidak terlalu tinggi dan ini rasa buah-buahan. Jangan bilang kalau kau akan minum air putih saja. Itu sangat membosankan.

Arianne meminum minuman itu. Rasa alkoholnya tidak terlalu mencolok, dia hanya merasakan rasa buah jeruk di mulutnya. Dia menyukainya maka dia meminumnya lagi.

Perlahan, Arianne merasa kepanasan, dia pun membuka jaketnya dan melemparnya ke kursi dimana Ethan dan Tiffany sedang duduk dan mabuk.

Will Sivan membisikkan sesuatu di telinganya, tapi Arianne tidak mendengarnya. Dia sempoyongan dan terjatuh ke pelukan Will dan dia tidak mengetahui apa yang terjadi berikutnya…

Saat Arianne bangun keesokan harinya, dia merasa agak pusing. Dia berbalik dan membuka matanya, Wajah Will Sivan ada tepat di hadapannya! Dia terkejut dan panik.

Arianne turun dari ranjang dengan cemas setelah menyadari kalau pakaiannya entah bagaimana telah diganti. Dia memakai kaos pria!

Dia sama sekali tidak bisa mengingat apa yang terjadi semalam, walaupun dia bisa aja menebak dengan melihat keadaannya sekarang.

Arianne tidak tahu harus melakukan apa. Ini juga merupakan pertama kalinya dia bermalam diluar. Jika Mark Tremont mengetahuinya, maka tamatlah riwayatnya.

Sebelum orang lain bangun, dia menemukan pakaiannya dan menggantinya, tapi dia tidak bisa menemukan jaketnya maka dia memakai jaket Will Sivan karena sedang turun salju di luar.

Dia bergegas menuruni tangga, ada banyak orang yang tidak sadarkan diri di sofa. Bisa dibayangkan bagaimana gilanya acara semalam. Melihat pemandangan ini, hati Arianne seolah semakin tenggelam lalu dia buru-buru pergi.

Di sisi lain, Mark Tremont yang sedang dijalan menuju bandara sedang mengelus sela diantara alisnya karena lelah.

Sopir Brian Pearce melihat kalau Mark Tremont tampak lelah lalu menyarankan dengan ragu, “Tuan, kenapa kau tidak menunda saja perjalanan ini? Jam keberangkatannya sudah dirubah kemarin, kau sudah bekerja di kantor sepanjang malam dan sekarang kau akan terbang lagi tanpa istirahat. Tubuhmu akan kelelahan…”

“Tidak usah.” Mark Tremont sedang memeriksa ponselnya, da berpikir apakah dia harus menelpon ke rumah, lalu dia melihat kabar terbaru muncul di pemberitahuan di ponselnya.

Dia menekan artikel itu, dan matanya dikejutkan dengan foto Will Sivan dan Arianne Wynn berpelukan di ranjang.

Kepalan tangannya hampir menghancurkan ponselnya, lalu dia berkata dengan penuh amarah, “Pearce, ayo kembali ke rumah!”
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo