“Hei, kamu benar-benar berpengalaman. Kamu pasti punya cukup banyak pacar, ya?” Freya mengejek Ryan dengan mengedipkan mata.

Ryan mencium bau bahaya. “Aku ingat pernah memberitahumu tentang hal ini sejak lama. Ketika aku masih di universitas, aku menjalin hubungan—”

"Itu indah sekali. Hubungan yang terjadi selama tahun-tahun di universitas itu murni dan berkesan.” Freya menyela. Jauh di lubuk hatinya, dia mulai cemburu.

"Apakah kamu berbicara tentang dirimu sendiri?" Ryan tiba-tiba bertanya dengan mata tertuju padanya.

“... Aku sedang membicarakanmu sekarang. Kenapa kamu menghubungkannya denganku?” Setelah tertegun selama beberapa detik, Freya memelototinya dengan sikap merasa benar sendiri. “Apakah kamu mencoba menghindari pertanyaanku? Tidak apa-apa, jika kamu tidak ingin menjawabnya.”

Ryan memulai, "Aku …."

“Kamu pikir aku tidak masuk akal dan mencari masalah, iya kan? Ya, aku tidak masuk akal dan suka mencari masalah.”

Wanita di kursi belakang semakin mendominasi. Bahkan, Da